ENREKANG, SULSELEKSPRES.COM – Empat hari setelah terjadinya bencana longsor akibat hujan deras yang menimpa empat desa di kabupaten Enrekang, warga setempat masih mengeluhkan sikap pemerintah setempat yang dinilai kurang tanggap.
Pasalnya, sampai hari ini, Senin (17/6/2019) dua desa yang terisolir (desa Temban dan desa Tallu Bamba) dari kendaraan roda empat tidak kunjung mendapat penanganan dari pihak pemerintah.
Padahal kondisi terkini lokasi longsong masih sangat memprihatinkan. Beberapa ruas jalan tertimbun tanah longsor, bahkan amblas dan tidak layak untuk dilalui kendaraan.
BACA: Pascalongsor, Dua Desa di Enrekang Terisolir
Parahnya lagi, satu akses jembatan penghubung antar desa juga ada yang terputus dan sampai hari ini belum ada penanganan dari pihak pemerintah kabupaten Enrekang.
Hal ini disampaikan oleh salah seorang warga desa Tallu Bamba, Hendrianto Jufri, kepada pihak Sulselekspres.com, Senin (17/6/2019) pagi WITA.
Pria yang akrab disapa Anto tersebut mengatakan bahwa kondisi desa Tallu Bamba dan desa Temban masih sangat memprihatinkan. Warga juga masih menunggu bantuan dari pihak pemerintah kabupaten untuk menangani bencana tersebut.
“Sampai sekarang ini tidak ada tindak lanjut dari pemerintah. Jadi itu jalanan yang tertimbun longsor terpaksa dipindahkan pakai cangkul sama warga setempat,” ujar pak Anto.
“Itu juga jembatan yang putus sampai sekarang belum diperbaiki. Memang wakil bupati sudah ke sini meninjau, tapi setelah itu belum ada upaya penyelesaian lagi. Kita ini setengah mati,” lanjutnya.
Bahkan saat ini warga kembali waspada karena hujan kembali melanda wilayah tersebut. Rasa trauma ternyata masih menghantui warga setempat.
“Ini sekarang warga was-was lagi. Kita sedikit siaga ini, jaga-jaga jangan sampai ada kejadian longsor seperti itu hari. Karena ini sementara hujan, baru hujannya juga lumayan lama,” tambah pak Anto dengan dialeg khas Enrekang.
Dia berharap agar pemerintah kabupaten Enrekang bisa cepat tanggap dan menyelesaikan semua efek yang ditimbulkan bencana tersebut.
Bahkan kabarnya, wilayah kabupaten Pinrang yang berbatasan langsung dengan kabupaten Enrekang juga terkena bencana yang sama. Hanya saja pihak bupati Pinrang sudah turun langsung meninjau lokasi kejadian.
“Ini di dusun Ca’ku yang masuk wilayah Pinrang, sudah ditinjau langsung sama bupatinya. Padahal aksesnya lebih sulit. Sementara di sini, yang aksesnya lebih mudah dijangkau justru belum dijenguk.”
“Ya kami di sini, warga tentunya berharap sama pemerintah supaya ada tindak lanjut. Kalau beginikan kita tidak bisa berbuat banyak,”tambahnya.
Penulis : Widyawan Setiadi