MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Perebutan kursi nomor satu.di.tubuh Partai Demokrat Sulawesi Selatan tampaknya bakal berlangsung seru. Sederet nama kondang digadang-gadang bakal unjuk gigi.
Meski begitu, sampai saat ini baru ada dua figur yang terang-terangan ingin bertarung memperebutkan tahta tertinggi di internal Demokrat Sulsel. Dua nama tersebut adalah ketua DPC Demokrat kota Makassar, Adi Rasyid Ali (ARA), dan mantan walikota Makassar dua periode, Ilham Arief Sirajuddin (IAS).
Sebelumnya, IAS dudah mengumpulkan 11 DPC di Restoran Sunachi, Hitel Claro, untuk menyampaikan niatnya maju sebagai ketua Partai Demokrat Sulsel di Muswil mendatang.
Akan tetapi, ARA tidak gentar melihat ancang-ancang yang dilakukan IAS. ARA bahkan mengaku blak-blakan menyatakan diri siap bertarung saat IAS menemui dirinya dengan maksud menyatakan diri maju bertarung di Muswil.
”Yang pertama, saya juga mendapatkan dorongan dari kader Demokrat untuk ikut maju menjadi ketua Demokrat Sulsel. Namun tetap berkonsultasi dengan Ketua Demokrat sekarang, tentang keinginan saya,” buka ARA.
”Kemarin pak IAS juga ada soal ke saya, minta ijin untuk maju sebagai Ketua Demokrat Sulsel. Pada kesempatan yang sama, saya juga menyampaikan kepada pak IAS bahwa sama-sama menjadi kandidat dan akan maju,” bebernya.
Lebih jauh ARA mengatakan, selain mendaoat dukungan dan dorongan dari kader Demojrat, dirinya juga mendapat restu.dan dukungan dari ketua DPW Partai Demokrat saat ini, Ni’matullah.
”Orangnya (Ni’matullah) sangat support saya. Pak Ni’matullah kan bukan orang baru. Saya sudah mengenal sejak Demokrat dari nol lah,” ujar ARA.
Wakil ketua DPRD kota Makassar itu mengaku, keinginannya untuk maju semata-mata ingin membawa Demokrat jauh lebih berjaya, juga untuk merawat partai bintang segi tiga itu agar tidak sekadar menjadi tunggangan politik semata.
”Saya hanya mau Partai Demokrat ini betul-betul partai. Tidak hanya Pilkada saja menjadi tunggangan, tapi partai ini harus dirawat dengan baik dan harus bertanggung jawab, siapapun ketuanya.”
”Jangan hanya Pilkada saja, kan terlalu kecil. Saya yakin ketua umum pasti melihat banyak rekam jejak. Bagaimana para kader yang berjuang dari nol sampai sekarang. Banyak kader-kader demokrat yang memegang darinol, bukan berdarah-darah, tapi bernanah-nanah. Kita harus melihat semua itu,” terangnya.
ARA sendiri bergabung dengan Partai Demokrat sejak tahun 2002 silam. Waktu yang cukup panjang bagi ARA untuk tetap menjaga marwah Demokrat. Sehingga, menjadi hal wajar jika dirinya siap pasang badan untuk memvenahi Demokrat.
Hal itu juga yang mendasari niat ARA untuk menobatkan Demokrat sebagai partai elit, partai yang penuh dedikasi kepada masyarakat, sekaligus mengibarkan eksistensi bendera Demokrat di Sulawesi Selatan.
”Saya sudah masuk Demokrat sejak 2002. Tentu yang perlu dibicarakan adalah keberanian. Kader demokrat yang ada di DPR berani bicara, jangan cuma lebih banyak diam, harus bicara.”
”Kedua, kader Demokrat harus lebih eksis di tengah-trngah masyarakat, apa lagi dalam kondisi bencana alam, Demokrat harus lebih tampil. Berkontribusi lah. Saya, saat bencana di Sulsel juga turun,” tutupnya.