MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Sejumlah pertanyaan mencuat ketika terdengar kabar, kedua partai politik (Parpol) besar di Indonesia yakni PDI Perjuangan dan Gerindra, setelah sekian lama perseteruan menimbulkan pertanyaan besar ketika kedua parpol tersebut menyatu di Pilgub Sulsel.
Kedua parpol ini, tidak terlepas dari kedua tokoh nasional Indonesia PDI Perjuangan tidak bisa dipisahkan dengan sosok mantan presiden RI Megawati Soekarno Putri sebagai pemengang kendali di partai berlambangkan kepala banteng bermoncong putih itu.
Begitu pula ketika Gerindra disebut maka nama besar seorang mantan Jendral TNI Prabowo Subianto sebagai pendiri partai berlambangkan garuda merah itu, ternyata harus menurunkan derajatnya sebagai mantan calon presiden RI, hanya untuk mengusung dua nama besar di Sulsel yakni Bupati Bantaeng dua periode Nurdin Abdullah dan adik kandung mentri pertanian Andi Sudirman Sulaiman.
Maka sejumlah alasan pun, diungkapkan oleh Juru Bicara (Jubir) Nurdin Abdullah-Andi Sudirma Sulaiman (NA-ASS), Bunyamin Putra Arsyad (Om Ben), mengatakan intinya partai politik memiliki mekanisme rekrutmen atau seleksi bagi pemimpin. Tentu mereka (Parpol) juga memperhatikan seluruh aspek termasuk rekam jejak, prestasi kerja sebab tidak ada satupun parpol yang mau kalah, pasti semua mau menang dan mereka harus mempertimbangkan aspek elektabilitas bagi calon.
Menurut Om Ben, pertanyaan tersebut terlihat dalam kasus Pilgub Sulsel, parpol sudah bertransformasi diri dari partai tradisional atau transaksional menjadi partai moderen yakni mendukung calon atas dasar rekam jejak prestasi dan angka elektabilitas.
“Prof Nurdin didukung tentu karena partai telah terlebih dahulu melihat pencapaian Prof Nurdin di Bantaeng,” ungkap Jubir sekaligus orang kepercayaan calon gubernur Sulsel Nurdin Abdullah ini, saat ditemui di kediamannya, Jalan Hartako Makassar, Minggu (15/10) malam.
“Di bawah kepemimpinan Nurdin Abdullah kabupaten Bantaeng berubah maju menjadi kabupaten sukses. Bahkan dikenal hingga seluruh Indonesia dan mancanegara,” katanya menambahkan.
Bahkan sejumlah parpol memberikan dukungan kepada NA-ASS bukan tidak memiliki alasan kuat, sebab kata Om Ben, semua parpol memiliki cita-cita yang sama yakni ingin menangkan segala pertarungan termasuk pesta demokrasi satu kali lima tahunan 27Juni 2018 mendatang ini.
“Partai memilih untuk mengusung pak Nurdin Abdullah karna melihat ada nilai yang lebih. Bukan Nurdin Abdullah yang menyatukan partai, tapi karena ada bukti yang dilakukan oleh pak Nurdin Abdullah. Maka masyarakat Sulsel secara keseluruhan menginginkan capai di Bantaeng itu, untuk dilanjutkan di Sulsel,” jelasnya.
Parpol juga melihat sosok Nurdin Abdullah, dari hasil survei yang dilakukan sejak bertahun-tahun oleh 6 lembaga survei terpercaya di Indonesia, sekaligus sebagai referensi bagi sejumlah parpol pengusung NA-ASS pada Pilgub Sulsel 2018 nanti.
Hasil survei tersebut pula menjadi alasan sehingga sosok guru besar UNHAS ini, dipanggil oleh pimpinan parpol untuk berkunjung ke sekretariat mereka, beberapa waktu lalu. Bahkan urai Om Ben, pada saat Nurdin Abdullah dipanggil oleh pimpinan partai, disuruh untuk presentasi visi dan misinya sebagai calon gubernur dan visi dan misi itu sama dengan visi misi semua partai politik tersebut.
“Nah hasil yang dikeluarkan oleh semua partai pengusung untuk pak Prof. Tidak langsung keluar begitu saja, melainkan melalui musyawarah dan mufakat yang sangat panjang. Itu juga karna visi dan misi antar pak Prof dan partai cocok,” pungkasnya.
Lebih dalam Om Ben, menguraikan bagaimana sosok Nurdin Abdullah dimata tokoh nasional seperti Megawati Sukarno Putri, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Prabowo Subianto, dan Amin Rais.
“Ternyata dibaca secara keseluruhan partai ini adalah memperjuangkan kepentingan masyarakat, peningkatan ekonomi masyarakat, partai berharap ada kemajuan, keberhasilan secara nasional. Mereka (Tokoh Nasional) juga melihat dari etos kerja dan ada nilai pada Nurdin Abdullah,” tutupnya.