MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Pergerakan massif pasangan Appi-Cicu selama beberapa waktu terakhir tak begitu memberikan dampak positif terhadap elektabilitasnya.
Hal itu tercermin dari survei terbaru yang dirilis Celebes Researc Centre (CRC) yang menempatkan elektabilitas pasangan ini tak sampai 20%, yakni hanya 18,8%. Jika diperbandingkan dengan rivalnya Ramdhan Pomanto-Indira Mulyasari (DIAmi) terdapat selisih sekitar 53%, dimana DIAmi memiliki elektabilitas sebesar 71,8%.
“Kinerja terhadap Walikota Makassar dalam hal ini Pak Danny Pomanto 40,7 persen cukup puas dan 7,8 persen sangat puas,” urai Direktur CRC, Herman Heizer, saat memaparkan hasil surveinya, Minggu (18/3/2018).
Baca:Â Survei CRC: DIAmi 71,8 Persen, Appi-Cicu 18,8 Persen
Dengan selisih yang terbilang jauh, nampakenjadi pekerjaan sulit untuk bisa mengungguli dengan sisa waktu yang ada. Terlebih jika mengacu pada progres pergerakan Appi-Cicu dan tren elektabilitasnya.
Herman sendiri menegaskan keakuratan surveinya tersebut. Dimana pengambilan data dilakukan pada 1-14 Maret dengan sampel 1.000 responden, margin of error 2,9 persen. Responden terdistribusi secara proporsional di 15 kecamatan se-Kota Makassar.
“Kenapa kita mengambil jumlah responden yang lebih banyak dibandingkan survei-survei yang biasanya kami lakukan, karena kita ingin toleransi kesalahannya semakin kecil. Biasanya jumlah responden 1.000 untuk agregat provinsi tapi kali ini kita pakai untuk skop Kota Makassar,” tambah Herman.
Baca:Â Survei Menangkan DIAmi, CRC Pernah Gagal di Pilkada Takalar
Tanggapan Appi-Cicu
Pihak Appi-Cicu menanggapi santai soal rilis survei CRC. Pihaknya meragukan hasil riset dari CRC tersebut.
“Yang tidak kenal Herman Heizer saja, yang percaya hasil survei CRC. Di Pilkada Takalar lalu, bahkan CRC dituding lembaga abal-abal, hahaha,” ungkap Arsony sambil terbahak-bahak menanggapi hasil survei CRC.
Di mata politisi PDIP ini, CRC bukanlah lembaga survei yang kredibel. Hal ini bisa dilihat dari jejak rekam CRC dalam beberapa tahun terakhir.
“Ada tiga alasan untuk tidak percaya pada CRC. Satu, lembaga ini punya traumatik historis dengan penempatan data yang jauh dari akurat saat Pilkada Soppeng dan Takalar. Kedua, CRC ternyata selama 3 tahun terakhir, menjalin kerja sama riset terkait kebijakan publik, dengan Pemkot Makassar. Dan yang terakhir, pantauan kami dalam musim pilkada serentak saat ini di Sulsel, CRC tidak pernah lagi terpakai, karena krisis kepercayaan akan kredibilitas,” beber Arsony.
Penulis: Abdul Latif