MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) kelas I Makassar memproduksi masker secara mandiri, lantaran tidak mendapatkan bantuan dari pihak pemerintah, baik kota maupun Provinsi.
Langkah ini ditempuh agar semua warga dan pegawai Lapas dapat terlindungi dari penyebaran Covid-19 yang saat ini sedang merajalela di berbagai wilayah, tidak terkecuali kota Makassar.
Menurut keterangan Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) kelas I kota Makassar, Robianto, pembuatan masker tersebut seratus persen menggunakan dana pribadi Lapas.
“Sejauh ini belum ada bantuan dari pihak pemerintah, baik pemerintah kota Makassar maupun pemerintah Provinsi Sulsel,” ujar Robianto kepada reporter Sulselekspres.com saat ditemui di ruang penjahit Lapas Kelas I Makassar, Sabtu (11/4/2020) siang.
“Ini semua dari dana kita. Belum ada bantuan dari luar. Jadi kita sendiri yang beli bahan, mulai dari kain, karet, sampai proses penjahitan sampai selesai,” lanjutnya.
Karyawan yang dipekerjakan sendiri merupakan warga binaan Lapas tersebut. Akan tetapi keterbatasan alat membuat mereka lambat dalam memproduksi masker tersebut.
Target awal pembuatan masker sendiri 1.000 lembar, yang nantinya akan dibagikan kepada seluruh warga binaan dan pegawai Lapas. Akan tetapi masing-masing penjahit haya mampu memproduksi 25 lembar setiap hari.
“Target kita itu 1.000 lembar dulu untuk dipakai sendiri. 300 lembar untuk pegawai, sementara lainnya akan diberikan kepada warga binaan,” beber Robi.
“Penjahitnya cuma dua orang, jadi lambat. Perhari cuma bisa jahit 25 lembar, karena kita juga kekurangan mesin jahit. Jadi cuma ini saja mesin yang kita punta,” terang Robi sambil memperlihatkan mesin jahit yang digunakan.
Robianto mengaku jika memungkinkan produksi mereka akan dipasarkan keluar, sekaligus membantu masyarakat yang selama ini sulit mendapatkan masker di pasaran.
“Kalau memungkinkan nanti kita bisa jual keluar. Soalnya sekarang kan jarang masker,” bebernya.
Sementara untuk biaya produksi sendiri bervariasi, sebab mereka menggunakan dua jenis kain yang berbeda. Untuk bahan kain yang sedikit kaku, modal perlembarnya mencapai empat ribu rupiah.
Sementara untuk kain yang halus, modal produksi setiap lembar masker menyentuh angka lima ribu sampai enam ribu rupiah.
“Kalau yang agak kaku ini modalnya sekitar empat ribu satu lembar. Kalau yg kain halus ini sekitar lima sampai enam ribu, soalnya bahannya lebih mahal dan dilipat menjadi dua lapis setiap masker,” terang Laludi, selaku Kabid Kegiatan Kerja Lapas Kelas I Makassar.
Dengan begitu, pihak Lapas sangat membutukan bantuan pemerintah, khususnya alat pelindung diri (APD) dan juga Rapid Test, untuk memastikan semua warga binaan terbebas dari Covid-19.
Penulis : Widyawan Setiadi