BULUKUMBA, SULSELEKSPRES.COM – Tubuhnya yang menyiut, meski usia bertambah membuat Komeng (15) warga Desa Tamatto, Kecamatan Ujung Loe, Kabupaten Bulukumba, hanya bisa pasrah berdiam diri di atas tempat tidur, atau menerima bantuan agar tubuhnya dipindahkan.
Sorot matanya yang cekung, tak mampu menyampaikan pesan, sebab mengalami gangguan bicara. Seperti bayi yang masih butuh bantuan. Minggu (26/11/2017) malam, ia terbaring di ruang RS Sultan Daeng Raja, diantara aroma obat dan petugas medias ia pasrah menanti pertolongan dengan alat- alat medis yang mungkin saja diharapkan bisa membantu meringankan sakitnya.
Komeng berada di tempat inipun, setelah fotonya viral di Media Sosial.
Terlahir di Malaysia 15 tahun silam, memang tidak membawa keanehan atau tanda- tanda lumpuh layu. Hal itu baru terlihat, seiring usianya yang bertambah. Putra ketiga dari pasangan Nompo dan Jumo inipun harus menjalani kenyataan ditinggalkan oleh sang Ibu (Jumo) saat usia baru menginjak beberapa bulan.
“Komeng sempat berjalan normal. Namun karena Komeng pernah terjatuh, pada saat itulah Komeng langsung terkena penyakit,” ujarnya.
Hal tersebut membuat Nompo harus bekerja keras, untuk menafkahi Komeng dengan keterbatasan. Ia bekerja sebagai buruh panggil yang harus keliling kesana kemari untuk mencari siapa yang ingin menyewa jasanya.
“Ada juga kebunnya orang. Orang tersebut pergi ke Malaysia. Jadi semua saya kerjakan, ada juga kelapanya semua saya kumpulkan. Jadi setiap bulan dia biasa kirimi saya uang. Biasa Rp 100.000 biasa juga lebih,” ungkapnya kepada SULSELEKSPRES.COM, dalam Bahasa Konjo khas Bulukumba saat ditemui di Rumah Sakit Umum Daerah Bulukumba, Sultan Daeng Radja, Minggu (26/11/2017) malam.
Nompo yang hanya tinggal bersama Komeng dikediaman kecilnya, terpaksa mengunci rumah dan meninggalkan Komeng sendiri di dalamnya.
“Pulangpa (nanti saya pulang), baru ada yang perhatikan,” ujarnya.
Dari 10 anaknya, kata Nompo ada beberapa yang sudah berkeluarga dan bahkan memiliki seorang anak yakni cucu Nompo dan ada juga yang sudah menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).
“Banyak mi (sudah) anak saya yang sukses, namun tidak ada yang pernah perhatikan saya. Ada juga anak saya yang tinggal dekat rumah dengan saya, tapi tidak pernah perhatikan adeknya (Komeng). Entah apa salah saya dengan kesemua anakku, padahal saya selalu berbuat baik,” ucapnya dengan sedikit nada sedih.
Sementara itu, Kepala Desa Tamatto, Asrul Sani mengatakan sebenarnya aparat pemerintah sudah beberapa kali ingin memebawa Komeng ke Puskesmas. Akan tetapi Nompo tidak memberikan izin.
“Nompo tidak memberikan kami izin, dia terus mengunci pintu rumahnya. Katanya malu sama orang banyak karena anaknya terkena penyakit tersebut,” ujarnya.