25 C
Makassar
Monday, March 17, 2025
HomeNasional3M dan Vaksin Jadi Solusi Pencegah Covid-19

3M dan Vaksin Jadi Solusi Pencegah Covid-19

- Advertisement -

SULSELEKSPRES.COM – Covid-19 adalah penyakit dengan tingkat penularan yang sangat tinggi. COVID-19 yang disertai oleh penyakit penyerta (komorbid) bisa berakibat fatal bagi kesehatan pasien. Itulah alasan kenapa dokter dan para ahli menganjurkan untuk terus disiplin menjalankan protokol 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, dan Menjaga jarak), meski vaksin COVID-19 tiba nantinya.

Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, dr. Erika, Sp,JP. FIHA, selaku tenaga kesehatan yang terlibat langsung dalam penanganan pasien COVID-19 menceritakan, menemukan cukup banyak pasien COVID-19 dengan komorbid jantung dirawat dan kondisi kesehatannya rentan sekali memburuk.

“Pasien COVID-19 dengan komorbid jantung dan hipertensi cukup tinggi. Pasien COVID-19 dengan komorbid jantung secara otomatis menciptakan problem tersistematis (systemic problem) yang perawatannya jauh lebih sulit daripada yang tanpa komorbid”, terangnya dikutip dari Dialog Indonesia Siapkan Vaksin, Rabu (02/12).

Bagi mereka yang masih ragu, dr. Erika menghimbau agar tetap menjalankan protocol kesehatan dengan menerapkan 3 M.
“Pandemi ini belum berakhir, seperti kata Prof. Soedjatmiko kita harus tetap menjaga protokol kesehatan sampai pemerintah mengumumkan pandemi ini berakhir. Apabila masih ada yang ragu terhadap vaksin, saya harapkan bisa berubah pikiran demi mengeluarkan Indonesia dari pandemi ini,”Ujarnya.

Sementara itu, Anggota Komite Penasehat Ahli Imunisasi Nasional dari Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), Prof. Dr. dr. Soedjatmiko, SpA(K)., Msi, menjelaskan bahwa penyakit ini tidak memandang bulu, yang meninggal 60,4% di rentang umur 19-59 tahun, ini umur yang rentan karena mereka aktif di luar rumah dengan berjualan, bermain, dan segala aktivitas lainnya.

Dr. Erika, Sp,JP.FIHA, spesialis jantung dan pembuluh darah RS Pusat Pertamina bersama Prof. DR. dr. Soedjatmiko, Sp.A(K), Msi (Anggota Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional, ITAGI)) dalam dialog produktif bertema Persiapan Saat Vaksin Tiba di Jakarta, Rabu, 2 Desember 2020.

“Pemerintah telah berupaya maksimal dengan melakukan 3T (Testing, Tracing, dan Treatment) dan mengedukasi masyarakat agar patuh terhadap 3M, tapi hingga November sekitar 160 dokter meninggal dan sekitar 130 perawat atau paramedis juga meninggal. Mereka berjuang untuk mengobati yang terlanjur sakit tadi. Ayo kita cegah COVID-19 dengan 3M dan 3T, tapi harus ditambah dengan vaksinasi yang memiliki cakupan 70%, maka diharapkan penularan akan terhambat, pandemi melambat, dan ekonomi akan meningkat”, ungkapnya.

Melihat kondisi pandemi akhir-akhir ini yang cukup sulit untuk dikendalikan oleh sejumlah negara di dunia, inisiatif melakukan intervensi kesehatan melalui vaksin pun dilakukan, “Sejak Mei Cina sudah mulai menyiapkan vaksin, WHO juga memulai langkah sama di bulan Juni, sementara di Amerika dan Eropa juga memulai persiapan kandidat vaksin di bulan Juni-Juli”, terang Prof. Soedjatmiko.

Vaksinasi merupakan langkah yang aman dan umum dilakukan di dunia, termasuk di Indonesia. Indonesia telah melakukan vaksinasi kepada jutaan jiwa sejak 1974 dan terbukti aman. Percepatan penemuan vaksin dengan tetap memperhatikan asas keamanan dan efektivitas sangat diperlukan saat ini.

“Survei ITAGI bersama Kementerian Kesehatan menyebutkan, 64% orang Indonesia sudah mau divaksinasi dan 24% masih ragu. Yang ragu mudah-mudahan menjadi yakin pada saat vaksin ini diumumkan nanti, agar mau divaksinasi supaya terlindung dari penularan COVID-19, sakit, dan kematian. Sehingga pandemi segera mereda, ekonomi mulai bergerak, dan kehidupan kita membaik”, tutup Prof. Soedjatmiko.

spot_img
spot_img

Headline

spot_img