GOWA, SULSELEKSPRES.COM — Organisasi Islam non pemerintah Muhammadiyah menetapkan Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah jatuh pada hari Jumat, 21 April 2023. Sementara pemerintah melalui Kementerian Agama Republik Indonesia menetapkan Idul Fitri tahun ini, Sabtu 22 April.
Menanggapi jadwal lebaran yang berbeda hari, tidak sedikit warga Kabupaten Gowa yang memutuskan mengikuti fatwa Pimpinan Pusat Muhammadiyah tersebut. Menurut data Pengurus Daerah Muhammadiyah Gowa, khusus untuk kabupaten itu pihaknya membuka 80 titik pelaksanaan shalat ied dari 22 Cabang Muhammadiyah.
Salah satu tempat pelaksanaan shalat ied adalah Lapangan Dakwah Muhammadiyah yang terletak di sebelah Utara Danau Mawang, Kelurahan Mawang, Kecamatan Bontomarannu.
Dari pantauan Sulselekspres.com, lapangan yang cukup luas, sekira seukuran lapangan bola itu sejak pagi-pagi buta sudah ramai didatangi jamaah. Ada yang datang dengan jalan kaki, banyak juga yang naik kendaraan roda dua dan roda empat.
Jam baru menunjukkan pukul 06.30, parkir motor di pinggir disepanjang jalan masuk lapangan yang berjarak sekira 100 meter sudah hampir penuh. Begitu juga kendaraan roda empat mulai merayap masuk ke arah parkir yang terletak di sebelah utara dan timur lapangan. Anggota Tapak Suci yang kebagian tugas mengatur parkir terlihat sangat sibuk mengatur dan mengarahkan kendaraan jamaah.
Sementara itu anggota Ikatan Pemuda Muhammadiyah (IPM) yang bertugas mangatur shaf tidak kalah sibuknya mengarahkan jamaah untuk mengisi shaf shaf yang masih kosong. “Untuk laki-laki bisa delapan shaf kalau perempuan enam shaf,” demikian informasi panitia melalui corong mike.
“Untuk jamaah laki-laki silahkan membuat shaf baru bagian paling depan karena masih ada beberapa jamaah belum masuk,” teriak panitia lagi.
Pukul 07.10 protokol memulai acara dan menyampaian yang bertindak sebagai khatib, Dr Drs Muhammad Nur Abduh MA. Dan yang bertugas sebagai Imam Shalat Ied, H Amirullah Kulle SPdi.
Mengawali acara, Sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah Gowa, Drs M Taufik Bustaman, tampil menyampaikan sambutan. Menurutnya ada tiga kriteria untuk menentukan awal bulan baru hijriah, termasuk bulan bulan ibadah seperti ramadhan, syawal dan zulhijjah.
“Pertama telah terjadi ijtima, kedua ijtima terjadi sebelum tenggelamnya matahari, dan yang ketiga saat matahari tenggelam bulan masih berada di atas ufuk,” jelas Taufik Bustaman.
“Untuk akhir ramadhan ijtima sudah terjadi kemarin Kamis 20 April 2023,” ujarnya lagi.
Lanjut Taufik menerangkan bahwa ijtima adalah tiga benda langit yaitu matahari, bulan dan bumi sejajar berada pada garis lurus. “Kemarin Kamis itu sudah terjadi, benar benar lurus sehingga terjadi gerhana matahari,” katanya.
“Muhammadiyah menggunakan metode hisab karena untuk kemudahan dan kepraktisan, dalam alquran menjadi prinsip, Allah menghendaki kemudahan dan tidak menghendaki kesukaran,” tandasnya.
Salah satu yang memberi kemudahan yang dimaksud adalah kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. “Dalam penentuan awal bulan barupun kita menggunakan kemudahan ilmu pengetahuan dan tidak perlu bersusah susah dengan mengeluarkan biaya besar untuk menentukan masuknya bulan baru seperti bulan ramadhan, syawal dan zulhijjah,” pungkas M Taufik.