KELOPAK mata terasa berat. Rasa bangga, haru, dan kesedihan bersatu padu. Kelopak mata akhirnya menyerah. Tak sanggup menampung air yang sedari awal terus memaksa menampakkan diri.
Kaki bukit. Deretan tangga seribu taman purbakala Sumpang Bitta Kabupaten Pangkep, menjadi saksi perjuangan puluhan anak muda. Tiga hari menjadi waktu yang terasa lama saat itu, namun terasa begitu sangat singkatnya setelah terlewatkan.
Tempaan fisik dan mental menjadi sarapan pembuka selama tiga hari itu. Kami menyebutnya Gashuko. Pintu masuk sekaligus prasyarat utama untuk bergabung dalam organisasi Unit Kegiatan Mahasiswa Taekwondo Politani Pangkep.
Taekwondo Politani adalah organisasi bela diri. Bukan hanya mengajarkan cara mempertahankan diri, tapi juga mengajarkan cara menguasai diri. Tak hanya menempa otot, namun juga melatih otak. Mengandalkan solidaritas sebagai salah satu sumber kekuatan.
Hari, bulan, dan tahun silih berganti. Gashuko menjadi rutinitas setiap tahunnya dengan panitia dan peserta berbeda. Ada yang datang sebagai anggota baru, ada pula yang pergi meninggalkan kampus dan UKM Taekwondo. Pergi, tapi tidak meninggalkan.
11 Agustus tahun ini ditetapkan sebagai waktu digelarnya reuni akbar. Seluruh anggota yang pernah mendapat tempaan Gashuko dipanggil untuk berkumpul bersama.
“Kegiatan dilaksanakan 11 sampai 13 Agustus 2017. Lokasi di Kampus Politani Negeri Pangkep,” kata Akhsya penanggung jawab reuni.
Reuni menjadi ajang kembali bersama setelah berpisah sekian lamanya. Mengais kembali sisa kenangan. Memupuk solidaritas yang pernah terikat begitu sangat kuatnya.
Selamat ber-reuni akbar Taekwondo Politani Pangkep. Disini tetap ada cinta dan kebersamaan. Solidaritas tak akan pernah lapuk dimakan waktu. *