Pilwali Parepare, Ini Analisa Pengamat Politik Terkait Hasil Survei

Muhammad Ali/SULSEL EKSPRES/LUKI AMIMA

PAREPARE, SULSELEKSPRES.COM – Pengamat Politik Parepare, Muhammad Ali mengatakan, berdasarkan hasil survei yang dirilis oleh Konsultan Citra Indonesia – Lingkaran Survei Indonesia (KCI- LSI) Network baru-baru ini, menunjukkan petahana Taufan-Pangerang (TP) untuk sementara ini, masih menduduki posisi teratas dg kisaran elektabilitas 60% sedangkan Faisal Andi Sapada-Asriady Samad (FAS-AS) pada kisaran 24 %, dan swing voters atau yg belum menentukan pilihan berkisar 15%.

Dia menjelaskan, perlu diketahui bahwa salah satu cara untuk mengukur elektabilitas, atau tingkat keterpilihan setiap calon adalah hasil survei. Karena, kata dia, hal tersebut dianggap sangat jitu dalam menentukan posisi setiap calon, tetapi terkadang ada hasil survei yang meleset dari perkiraan, seperti yang terjadi pada Pilkada Takalar beberapa waktu lalu, dengan tumbangnya petahana di daerah tersebut.

Dia mengemukakan, hasil survei bukan menjadi alat ukur satu satunya dalam menentukan menang atau tidaknya calon tersebut. Terlebih, katanya, jika melihat waktu yang tersisa lima bulan sebelum pencoblosan pada tanggal 27 Juni 2018 mendatang, maka semua kemungkinan bisa terjadi, apakah petahana akan memenangkan pilkada atau sebaliknya petahana akan tumbang. Menurutnya, elektabilitas kedua calon tersebut selama lima bulan yang akan datang, akan berfluktuatif atau turun naik.

Dia menjabarkan, kalau melihat hasil survei di atas, maka besar kemungkinan masih bisa berubah, karena berdasarkan realitas politik yang terjadi di hampir semua daerah, elektabilitas petahana dari waktu ke waktu cenderung turun. Sedangkan, terangnya, penantang cenderung naik, dan hasil survei di atas, maka FAS-AS harus meningkatkan elektabilitasnya serendah-rendahnya 5% setiap bulannya, ditambah merebut simpati swing voters paling sedikit 70% dari 15% swing voters yang ada.

“Kalau realitas politik tersebut yang nantinya terjadi, maka saya memprediksi paket FAS-AS akan menumbangkan petahana. Tetapi kalau tingkat kecenderungan elektabilitasnya tidak bisa terangkat sampai minimal 5% perbulannya, bisa jadi petahana akan keluar sebagai pemenang,” bebernya, Selasa (31/01/2018).

Dia memaparkan, banyak cara yang harus dilakukan FAS-AS, dan timnya juga sudah mempetakan tingkat kerawanan pemilih. Asalkan, tambah dia, tim tersebut terbangun solid, baik tim yang dibentuk melalui struktur partai, maupun tim keluarga, sahabat dan sebagainya.

Mantan Anggota KPU Parepare tersebut menerangkan, dengan tim yang solid tersebut akan banyak berpengaruh pada tingkat keterpilihan calon, dengan bekerja ekstra, melalukan sosialisasi tatap muka, dan berbagai cara kerja tim dalam menarik simpatik masyarakat, misalnya metode kampanye melalui media sosial dengan menawarkan visi dan misi serta program-program yang akan dilakukan FAS-AS jika terpilih nantinya.

“Saya kira hampir sama pola kampanye setiap calon, yaitu struktur dan mesin partai harus berjalan optimal. Sebagai petahana, diharapkan tim pemenangnya untuk tidak terlalu bereforia dengan hasil survei tersebut. Karena, waktu lima bulan yang tersisa saya kira masih panjang, dan petahana akan fokus nantinya turun ke masyarakat setelah KPU Parepare melakukan penetapan pasangan calon 12 Februari 2018, dan pada saat itulah petahana akan melelpaskan jabatan sementara alias cuti, untuk menghindari keterlibatan ASN dan penggunaan fasiltas negara untuk berkampanye,” terangnya.

Dia menambahkan, kedua kandidat memiliki peluang yang sama dalam merebut swing voters saya. Karena, kata dia, rata-rata masyarakat yang cenderung pd posisi ini adalah masyarakat menengah ke atas, dengan tingkat pendidikan SMA ke atas yang menunggu visi misi dan program kerja setiap calon.

“Di samping itu pula, peran parpol sangat berpengaruh dalam menggeser opini publik, terutama para elit-elit partai, baik ditingkat daerah maupun pusat. Nantinya, para calon akan melibatkan unsur-unsur elit partai utk dijadikan sebagai juru kampanye,” tandasnya.

Penulis: Luki Amima