SINJAI, SULSELEKSPRES.COM – Mantan Wakil Gubernur yang saat ini kembali maju di Pilgub Sulsel, Agus Arifin Nu’mang menegaskan kalau keberhasilan Sulsel selama 10 tahun terakhir atas kerja keras Syahrul Yasin Limpo bersama dirinya.
Agus mengaku sebagai kandidat paling paham arah pembangunan Sulsel lantaran dua periode menjabat sebagai wakil. Hal itu disampaikan saat bersilaturahmi dengan warga, simpatisan dan pendukung di Posko Pemenangan Pasangan Agus Arifin Nu’mang-Tanribali Lamo di Jl Syarif Alqadri, Kabupaten Sinjai.
“Kami punya program 10 tahun bersama SYL. Saya tahu apa yang harus saya lakukan,” tegasnya, Kamis (12/4/2018).
Dengan fakta tersebut, maka hanya Agus yang dapat melanjutkan pembangunan di Sulawesi Selatan. Karena Agus telah bekerja selama 10 tahun sebagai Wakil Gubernur. Jika ada kandidat lain yang mengaku akan melanjutkan pembangunan, itu merupakan klaim sepihak.
“Kalau yang lain ngaku-ngaku, salani tu (berarti itu salah). Masa saudaraku yang mengakui, padahal saya yang kerja. Ini yang harus disampaikan. Kita sudah teruji, pak Tanribali sudah 4 kali jadi pejabat gubernur, dia dulu dirjen Kesbangpol, yang menyusun undang-undang pemilu,” paparnya.
Calon gubernur yang pernah menjabat sebagai anggota DPRD selama 20 tahun ini mengibaratkan dirinya sebagai co pilot SYL selama 10 tahun. Saat ini lisensi SYL telah habis, sehingga tidak bisa lagi menerbangkan pesawat.
“Nah artinya, jika pesawat yang di Sulsel untuk 9 juta orang ini mau diterbangkan, saya yakin bisa terbangkan lebih tinggi,” imbuhnya.
Selain hal-hal tersebut, alasan lain untuk memilih pasangan Agus-Tanribali adalah karena keduanya merupakan figur yang bersih. Keduanya telah memberikan contoh tersebut, karena mereka takut rakyat menolak jika tidak melihat contoh.
“Ini karena niat kita untuk mengabdi di Sulsel. Yakin Agus Tanribali tidak akan korupsi, kolusi dan nepotiseme,” lanjutnya.
Agus juga menyatakan pilkada dan pilgub merupakan perjuangan pertama. Selanjutnya masih ada pilpres, terlebih Prabowo sudah diberi mandat untuk maju meski belum deklarasi.
“Kalau ada yang bilang elektabilitas rendah, itu dulu. Saat ini popularitas, semua survei bilang tinggi. Kesukaannya tinggi. Yang susah itu kalau popularitas tinggi, tapi kesukaannya rendah,” pungkasnya.
Penulis: Muhammad Adlan