MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Pengungkapan kasus terorisme di Indonesia tetap berlanjut, seiring ideologi radikal masih tetap disemai.
Di Sulawesi Selatan, paparan paham yang memicu ke tindak terorisme, menurut Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes (pol) Dicky Sondani, masih diklaim cukup marak.
BACA: Debat Capres: Segmen Terorisme Rasa HAM
Menurut catatan Polda Sulsel, provinsi dengan populasi 8.395.806 (2015) jiwa tersebut, kerap dijadikan sarang persembunyian dan tempat dimana paham tersebut disemai secara sembunyi.
“Pada tahun 2018 setidaknya ada 13 orang kami tangkap [di Sulsel], untuk kasus-kasus terorisme dan terbesar di Indonesia. Bahkan kasus teroris di Sulsel berada pada posisi teratas,” kata Dicky, saat ditemui, Makassar, Senin (28/1/2019).
Meski begitu, Dicky enggan membeberkan berapa situs pertemuan daring maupun offline yang saat disinyalir digunakan sebagai tempat distribusi paham kekerasan tersebut.
“Kalau itu saya belum bisa bilang,” sela dia.
BACA: Penembakan Ruang Wenny Warouw Tak Sekaitan dengan Pembahasan UU Terorisme
Sementara itu, sebagai bukti bahwa di Sulsel paham terorisme masih berpengaruh, Dicky menceritakan sejumlah rentetan pengungakapan, dari tahun 2001 hingga 2018 lalu.
Tahun 2018 saja kata Dicky, pengungkapan kasus terorisme sudah banyak. Bahkan, waktu itu Polda Sulsel meringkus 5 jaringan teroris dalam kurun lima hari.
Untuk itu, Polda Sulsel mengimbau kepada masyarakat, agar jeli dan mampu melihat gerak-gerik mencurigakan yang berbau terorisme.
“Jangan buat mereka leluasa, ruang gerak mereka harus diawasi, dan kita semua bertanggung jawab untuk itu,” kata Dicky.
Aksi Terorisme bisa datang kapan dan dimana saja. Masyarakat kata Dicky, jangan sampai terlena dengan rasa aman. Kalau soal terorisme kata Dicky, masyarakat diharuskan waspada.
“Bapak Kapolda mengingatkan kita agar tetap waspada agar hidup bermasyarat tetap siaga, jangan sampai terlena dari rasa aman padahal ancaman bisa datang dimana saja,” tandasnya.
Seperti Diketahui, Densus 88 Anti Teror saat melakukan penangkapan pelaku teroris di Kabupaten Bone, berhasil menyita sejumlah barang bukti, diantaranya bom jenis TNT seberat 20 kilogram, sebuah senapan angin, sebilah parang, dan senjata api jenis Baretta beserta 12 butir amunisinya.