MAKASSAR – Sosialisasikan empat pilar kebangsaan Anggota DPD RI, Aziz Qahhar Mudzakkar, singgung dinamika sosial politik (Sospol) di Sulawesi Selatan (Sulsel).
Menurut Aziz, empat pilar kebangsaan yang meliputi Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika merupakan harga mati yang harus dipertahankan.
“Kenapa dinamika sosial dan politik kerap terjadi di negara kita? Ya itu karna kita belum meletakan dasar pemikiran berbangsa secara merata. Kita juga belum terlalu memaknai nilai-nilai yang terkandung dalam batang tubuh Pancasila,” ujarnya, di Warkop 27, Jalan Sultan Alauddin, Kota Makassar, Selasa (19/9).
Tidak sekadar mensosialisasikan empat pilar dasar negara, Aziz juga membahas pentingnya sistem ekonomi kerakyatan sebagai solusi ketimpangan ekonomi di Tanah Air, termasuk di Sulsel.
Di hadapan sekitar 300 mahasiswa maupun masyarakat yang hadir dalam kegiatan itu, Aziz secara gamblang menjelaskan perlunya sistem ekonomi yang berpihak kepada rakyat kecil.
“Sistem ekonomi kita saat ini sangat kapitalistik. Itu sebenarnya bisa kita lawan dengan sistem ekonomi kerakyatan agar ada pemerataan yang dirasakan oleh rakyat kecil,” katanya.
Sistem ekonomi kerakyatan diketahui menjadi program Aziz bersama Nurdin Halid (NH) dalam membangun Sulsel. Karena persamaan visi di bidang ekonomi itu pula yang membuat Aziz mantap mendampingi NH pada Pilgub Sulsel 2018.
NH yang juga merupakan Ketua Umum Dewan Koperasi Nasional (Dekopin) memang sudah lama dikenal menyuarakan ekonomi kerakyatan.
Aziz sangat yakin sistem ekonomi kerakyatan mampu memangkas ketimpangan ekonomi di Tanah Air. Kendati demikian, diakuinya tidak hanya permasalahan ekonomi yang mesti dibenahi, tapi juga permasalahan sosial dan politik.
Untuk itu, ideologi yang berlandaskan empat pilar kebangsaan mesti menjadi kerangka dasar yang dimiliki oleh setiap warga, khususnya generasi muda.
“Kita harus meletakan dasar pemikiran bernegara yang berlandaskan keempat pilar ini. Dengan begitu akan ada kesamaan dalam paradigma berpikir tentang berbangsa dan bernegara,” ucap senator asal Sulsel yang meraup 1,2 juta suara itu.