SULSELEKSPRES.COM – Pakaian baru bukan jaminan bahwa pakaian tersebut bersih atau bebas dari sumber penyakit. Sebagian orang akan langsung menggunakannya, tanpa mencuci lebih dulu.
Baik itu yang sudah dipajang di etalase toko atau versi “baru”nya yang Anda minta dari gudang stok, semua pakaian baru harus dicuci dulu sebelum dipakai dan menempel langsung pada kulit Anda.
Dilansir dari hellosehat.com, pakaian baru yang tidak dicuci sangat mungkin terkontaminasi bakteri, jamur, kutu, atau bahan kimia, tergantung pada bagaimana cara baju tersebut dibuat, disimpan di atau di gudang, maupun saat pengangkutannya.
BACA: April, Seluruh Pegawai Lingkup Kota Makassar Kenakan Pakaian Adat Tradisional
Itu sebabnya mencuci baju adalah langkah yang penting untuk dilakukan. Pasalnya para ahli telah memperingatkan adanya potensi risiko kontaminasi virus dan bakteri dari baju baru — mulai dari yang menyebabkan flu, infeksi jamur, hingga ruam kulit. Kuman dan bakteri bisa masuk ke dalam tubuh melalui pori-pori kulit. Selain itu, ketika Anda berkeringat pori-pori akan terbuka sehingga membuat patogen penyebab penyakit bisa masuk lebih mudah.
Di toko, mungkin baju sudah pernah dicoba oleh orang lain. Jika orang itu mengalami infeksi kulit, maka penyakit bisa disebarkan melalui pakaian. Serat kain merupakan lingkungan yang paling disukai oleh kutu, bakteri, dan virus untuk berkembang biak. Virus flu dan norovirus, misalnya, dapat bertahan di kain dan permukaan keras hingga 48 jam. Jika seseorang yang sebelumnya menggunakan pakaian menderita flu, maka virus bisa bertahan sekitar satu hari atau lebih dan menyebar ke orang berikutnya.
Pada beberapa kasus, pewarna sintetis yang masih melekat kental pada serat-serat pakaian dapat menyebabkan dermatitis kontak, yakni peradangan kulit akibat kontak dengan suatu zat alergen tertentu.



