SULSELEKSPRES.COM – Bakal calon walikota Makassar Moh Ramdhan “Danny” Pomanto memutuskan berpaket dengan Fatmawati Rusdi, sesama kader Partai NasDem.
Keputusan itu sekaligus membuyarkan harapan Golkar untuk mengusung kader internalnya yakni Andi Zunnun NH untuk mendampingi Danny. Sekaligus, rekomendasi yang ia keluarkan sebelumnya terancam ditarik kembali.
“jadi saya sama ibu Fatma sudah fix. Malah sudah ada berkas B1 KWK dari Partai Nasdem,” ujar Danny Pomanto belum lama ini.
Pengamat Politik Universitas Muhammadiyah Makasaar Luhur Priyanto menilai, melepas dukungan Golkar merupakan keputusan berisiko bagi masa depan Danny di kontestasi Pilwali.
“Posisi DP (Danny Pomanto) masih rawan, kecuali Nasdem bisa mencukupkan syarat dukungan. Golkar tentu akan beraksi juga, dan akan berhadapan Nasdem dalam membangun gerbong koalisi baru,” ujar Luhur, Senin (29/6/2020).
Selain itu, menurut Luhur reputasi dan kekuatan jejaring politik Rusdi Masse (RMS) diuji. Apakah ia cukup serius mendorong pasangan Danny-Fatma.
“Rekomendasi Nasdem akan sia-sia, jika tak mampu mencukupkan syarat dukungan. Tinggal kita liat, siapa yang bertanggung jawab mencukupkannya,” ujarnya.
Golkar Kecewa Atas Sikap Danny
Sekretaris DPD II Partai Golkar Makassar, Abdul Wahab Tahir, mengatakan bahwa pihak Danny dan Nasdem sedang melakukan framing untuk mengkambinghitamkan Golkar dan Zunnun.
“Kalau saya ya silakan saja. Itukan urusan dia. Tapi yang mau saya bilang, jangan memframing seolah-olah anda lebih baik dari pada kami,” kata Wahab.
Wahab mengaku bahwa dirinya adalah pihak yang diminta oleh Danny Pomanto untuk membangun komunikasi dengan Andi Zunnun secara pribadi, tanpa melalui partai.
“Kami adalah saksi hidup, orang yang dimintai tolong oleh pak Danny untuk membangun komunikasi dengan Zunnun. Kami tidak pernah membangun komunikasi baik secara personal ataupun organisasi dengan partai NasDem.”jelasnya.
Wahab mengatakan, yang sebenarnya terjadi bukan karena Partai Golkar yang meninggalkan Danny, tetapi Nasdem yang melarang kadernya mengendarai Golkar, dan Nasdem pula yang melarang kadernya berpasangan dengan Zunnun.
“Jangan memframing bahwa Golkar ditolak oleh NasDem atau NasDem menolak Andi Zunnun. Yang benar adalah, karena menurut saya sebagai saksi hidup yang mengatur semua ini, Nasdem melarang kadernya untuk mengendarai partai Golkar, Nasdem melarang kadernya berpasangan dengan Andi Zunnun, itu yang benar,” tegas ketua Komisi D DPRD Makassar tersebut.
“Bukan Golkar yang tinggalkan pak Danny, Pak Danny yang tinggalkan Golkar kok. Karena Pak Danny dilarang sama partainya untuk mengendarai Golkar,” jelasnya.