25 C
Makassar
Sunday, December 15, 2024
HomeOlahragaAC Milan Tak Bisa Bergantung Pada Keajaiban

AC Milan Tak Bisa Bergantung Pada Keajaiban

- Advertisement -

MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – AC milan memang tidak pernah berhenti menjadi perbincangan. Di awal musim, ia menjadi buah bibir karena melejit dengan skuat seadanya. Tetapi, Milan tidak bisa terus berhantung pada keajaiban.

Pasca menjuarai paruh musim Serie A Italia 2020/2021, performa pasukan Stefano Pioli mulai redup. Tim berjuluk I Rossoneri itu seperti kehabisan bensin di tengah jalan.

Performa dalam beberapa laga terakhir kerap dihiasi hasil minor. Tumbang dari sang rival, Inter Milan, di kandang sendiri, dua hasil imbang lawan Red Star Belgrade, tumbang dari tim papan bawah, Spezia, dan di laga terakhur mereka hanya imbang di kandang sendiri melawan tim medioker, Udinese.

Menurunnya performa AC milan ini memang dipengaruhi beberapa faktor, baik dari internal tim maupun tim lawan. Berikut beberapa hal yang diduga menjadi penyebab menurunnya performa AC milan :

1. Skuat Medioker

Jika melihat komposisi skuat AC milan musim ini, harus diakui memang rata-rata medioker. Nyaris hanya Zlatan Ibrahimovic saja yang menyandang status bintang. Yang lain, hanya kondang di jajaran lokal saja.

Bahkan pemain-pemain andalan AC milan saat ini juga tergolong papan tengah. Ante Rebic, Alessio Romagnoli, Theo Hernandez, Hakan Chalhanoglu Frank Kessie, hingga Gianluigi Donnarumma, merupakan deretan pemain papan tengah.

Sisanya, hanya pemain muda yang baru meniti karir, seperti Rafael Leao, Brahim Diaz, Hauge, Saelemaekers, Kalulu, Tonalli. Juga pemain usia senja seperti Simon Kjaer, Mario Mandzukic, juga Tripian Tatarusanu dan Antonio Donnarumma.

2. Badai Cedera

Selain kualitas pemain yang memang masih medioker, AC milan juga kini tengah diterjang badai cedera. Sejumlah pilar pentingnya kerap keluar masuk ruang perawatan.

Yang terbaru, AC milan harus ditinggal bomber pentingnya, Zlatan Ibrahimovic, yang menepi selama 10 hari akibat cedera otot. Sebelumnya, Mario Mandzukic, Ismael Bennacer, Brahim Diaz, juga Simon Kjaer, nyaris bersamaan memasuki meja perawatan.

3. Pemain Muda Belum Matang

Kehadiran pemain muda di internal skuat AC milan sebenarnya mbetikan dampak yang baik untuk jangka panjang. Terlebih lagi, ada perpaduan dengan pemain yang sudah matang.

Akan tetapi, semangat muda para pemain kadang sulit dikontrol. Ego mereka masih cenderung dominan. Sehingga, sikap matang skuat belia AC milan masih perlu ditingkatkan.

4. Kekuatan Lawan yang Menguat

Selain dari kekuatan internak yang mulai rapuh, peningjatan kekuatan lawan juga menjadi indikator penting dalam penurunan permainan AC Milan.

Sederet klub akhir-akhir ini menunjukkan hasil yang signifikan. Sebut saja Internazionale Milan dengan skuat mewahnya, Juventus dengan pemain-pemain bintangnya, Atalanta dengan gaya permainan brilian, juga Lazio, Napoli, dan AS Roma yang tidak bisa dipandang sebelah mata.

Dengan deretan catatan di atas, tentu saja AC Milan harus berbenah diri. Tentu saja mental pemain harus kembali digairahkan, agar semangat juang tetap terjaga demi memangkas jarak dari tim di atasnya dan merebut kembali tahta teratas Serie A Italia.

spot_img
spot_img

Headline

spot_img