SULSELEKSPRES.COM – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir banyak digadang-gadang sebagai figur potensial ikut pemilihan Presiden 2024 mendatang.
Meskipun begitu, akademisi Rocky Gerung meragukan kualitas kelayakan Erick untuk menjadi Presiden. Rocky diketahui mengkritik keras pernyataan Erick yang menolak menjadi relawan uji coba penyuntikan vaksin Covid-19.
Penolakan Erick Thohir ini dianggap memperlihatkan dirinya bukan sebagai leader. Rocky kemudian mengaitkan kritiknya tersebut dengan wacana Erick maju di Pilpres.
“Itu kalau dia (Erick) mau nyapres itu sudah gagal ditahap pertama. Itu akan orang ingat terus. Dalam upaya dia nyapres, orang akan ingat, loh anda pengecut kok mau nyapres. Jadi polemik lagi kan,” kata Rocky Gerung melalui video podcast terbarunya di channel Youtube Rocky Gerung Official, (9/8/2020).
Dalam video tersebut, Rocky menyebut kalau apa yang disampaikan Erick menunjukkan kalau dirinya tidak mau ambil resiko sebagai pemimpin.
Menurut dia, pemimpin seharusnya berada paling depan memberikan semangat. “Tapi dia maunya korbanin anak buah dulu, itu namanya pengecut bukan pemimpin,” katanya.
Rocky menambahkan, permintaan agar Erick ikut menjadi relawan sejatinya adalah ujian etik bukan ujian medis. Cara Erick memberi jawaban dianggap tidak etis.
Seperti diketahui, PT Bio Farma saat ini tengah melakukan uji klinis tahap III untuk vaksin Covid-19 buatan Sinovac asal China. Untuk melakukan pengujian tersebut, Bio Farma tengah mencari 1.620 relawan yang mau disuntikkan vaksin tersebut ke dalam tubuhnya.
Adapun Erick Thohir dalam wawancaranya beberapa waktu lalu menyebut tidak etis kalau dirinya ikut menjadi relawan.
“Enggak etis kalau saya (ikut jadi relawan), lebih baik relawan yang memang sesuai prototype yang sedang dicari,” ujar Erick, Jumat (7/8/2020) dikutip dari Kompas.com.
Erick membantah bahwa dirinya takut disuntikkan vaksin Covid-19 asal China tersebut. Menurut dia, vaksin tersebut sudah aman disuntikkan ke manusia.
“Bukannya saya takut disuntik, kayaknya sebagai Menteri BUMN ya disuntiknya agak belakangan, kalau rakyatnya udah disuntik baru kita. Masa kita duluan disuntik. Bukan berarti enggak berani pengin disuntik,” pungkasnya.