SULSELEKSPRES.COM – Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono terus melancarkan protes terkait hasil Pilpres 2019.
Terbaru, Arief meminta para pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno untuk menolak membayar pajak sebagai bentuk protes. Gerakan tolak bayar pajak ini dianggap untuk menolak hasil resmi pemilu yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU).
BACA: Jansen Sebut Omong Kosong, Arief Poyuono: Tahu Apa Anak Kencur?
“Tolak bayar pajak kepada Pemerintahan hasil Pilpres 2019 yang dihasilkan oleh KPU yang tidak legitimate itu adalah hak masyarakat karena tidak mengakui Pemerintahan hasil Pilpres 2019,” ujar Arief Poyuono melalui siaran pers dilansir dari CNNIndonesia.com, Rabu (15/5/2019).
Selain meminta untuk tidak bayar pajak, dia juga meminta agar partisan kubu 02 melakukan gerakan diam seribu bahasa sebagai sindiran atas pilpres yang dia sebut sarat akan kecurangan.
BACA: Arief Poyuono: Saya Tahu Berapa Duit Dibayar Untuk Penyebar Isu Penculikan Aktivis 98
“Melakukan gerakan diam seribu bahasa dan tidak perlu melakukan kritik-kritik apa pun terhadap Pemerintahan yang tidak konstitusional, karena dihasilkan dari pilpres yang tidak legitimate,” ujarnya.
Arief Poyuono menyatakan, gerakan boikot hasil Pilpres 2019 meniru apa yang pernah dilakukan Megawati Sukarnoputri saat Orde Baru berkuasa. Saat itu, kata dia, Megawati melakukan boikot menentang kekuasaan Presiden kedua RI Soeharto.
“Kita lakukan gerakan boikot Pemerintahan hasil Pilpres 2019 seperti yang pernah diajarkan oleh Ibu Megawati ketika melawan rezim Soeharto yang mirip dengan rezim saat ini,” pungkasnya.
(*)