26 C
Makassar
Monday, December 16, 2024
HomeHeadlineArtis Arie Untung Dikritik Keras Ernest Prakasa: Logikanya Dimana?

Artis Arie Untung Dikritik Keras Ernest Prakasa: Logikanya Dimana?

- Advertisement -

SULSELEKSPRES.COM – Komika Ernest Prakasa dibuat berang oleh artis Arie Kuncoro alias Arie Untung dimedia sosial.

Ini bermula dari postingan Arie Untunh dimedia sosial yang secara terbuka memberikan dukungan terhadap aksi 812 di Malaysia untuk menentang Konvensi Internasional tentang penghapusan segala bentuk diskriminasi Raisal atau International Convention on the Elimination of All Forms of Racial Discrimination (ICERD).

BACA: Jokowi Tanya Ernest Prakasa: Kapan film baru?

Arie Untung di media sosial Twitternya menyebut kalau aksi 812 sebagai The Power Ukhuwah. Ciutan ini iemudian langsung ditanggapi Ernest dengan keras.

Ernest bahkan menyinggung Arie yang banyak mendapat job kerja distasiun Tv milik Hary Tanoesoedibjo.

BACA: Balla Puang Film Horor Komedi dari Makassar

“812 itu demo menentang ICERD (International Convention on The Elimination of Racial Discrimination). Pemerintah Malaysia mau menghapus disriminasi, tapi dilawan oleh orang2 ini. Jadi, elo pribadi lebih pro ke diskriminasi etnis? Lo banyak job di MNC, Hari Tanoe itu Cina, FYI,” kata Ernest (10/12/2018).

https://twitter.com/ernestprakasa/status/1071943625460789248?s=19

Menurutnya, rasis merupakan hal berbahaya dan tak seharusnya didiamkan.

“Ga bisa. Orang rasis itu berbahaya. Apalagi rasis yg nanggung, ga mau memperjuangkan kesetaraannya tapi mau nerima duitnya,” katanya lagi.

BACA: Iwan Fals: Presiden Sering ke Papua, Tapi Kok 31 Pekerja Jalan Dibunuh

Tak berhenti disitu, Ernest terua mengkritik Arie dan mempertanyakan logikanya dimana dibalik dukungannya tersebut.

“Rohingya di Myanmar, Uyghur di China. Keras mengutuk diskriminasi terhadap minoritas, tapi ketika ada demo yg menentang ICERD, malah didukung. Mohon maaf ini logikanya dimana? #HariHAM,” katanya.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada jawaban dari Arie Untungbsekaitan dengan kritik keras Ernest.

(*)
spot_img
spot_img

Headline

spot_img