MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Dugaan politik uang yang terjadi di Gowa, kini mulai ditangani oleh Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
“Bawaslu Gowa sedang mengumpulkan bukti-bukti terkait hal itu,” katanya, saat dikonformasi, Komisioner Bawaslu Sulsel, Asri Yusuf saat dikonfirmasi.
Sementara, Ketua Bawaslu Gowa, Samsuar Saleh, mengatakan bahwa saat ini pihaknya sudah melakukan pemeriksaan beberapa saksi untuk mengetahu lebih jauh dugaan politik uang dalam video tersebut.
Bawaslu Gowa, kata Samsuar, telah memeriksa ibu yang berada dalam video tersebut. “masih sementara berproses,” katanya.
Bahkan, katanya, jika dalam pemeriksaan dan bukti-bukti yang dikumpulkan tersebut mengarah betul kepada calon legislatif tersebut maka pihaknya akan memanggil keduanya untuk dimintai keterangan.
Sebelumnya, Video dugaan praktek politik tersebar di media sosial. Dalam video tersebut seorang ibu mengajak untuk memilih caleg tertentu dengan memberikan sejumlah uang.
viedeo berdurasi satu menit empat puluh detik tersebut, memperlihatkan seorang ibu berhijab kuning sedang mengajak seseorang untuk memilih calon legislatif dengan memperlihatkan contoh surat suara.
Ibu tersebut berbicara mengajak untuk memilih dua caleg yakni Caleg DPRD Provinsi, Anzhar Zaenal Bate dan DPR RI, Rahmansyah. Ibu tersebut menyebut bahwa kedatangannhya tersebut atas amanah yang diberikan oleh salah satu Kordinator Program Keluarga Harapan, Amiruddin dg Rewa.
“Kordinator Kabupaten PKH, Amiruddin Dg Rewa minta tolong kepada saya untuk memilih calegnya, Anzhar Zaenal Bate untuk DPRD Provinsi dan Rahman Syah untuk Caleg DPR RI. Tolong dipilih karena ini amanah dari pak Amiruddin,” kata ibu yang belum diketahui identitasnya tersebut dengan menggunakan bahasa Makassar.
Setelah membeberkan keinginannya tersebut, ibu yang memakai baju berwarna putih itu kemudian memberikan uang sebanyak Rp200.000 untuk dua caleg.
Sebelum pamit ibu tersebut kembali memastikan kepada mak yang berada di depannya untuk memilih keduanya karena, takut jika suara dua caleg itu tidak cukup dirinya sebagai ketua kelompok yang akan bertanggung jawab.
Ibu itu juga mengatakan akan ke rumah teman-teman yang lainnya, sebelum meninggalkan rumah warga itu. “Jangan sampai suranya tidak sampai, nanti saya yang di “Anu” karena saya ketua kelompok,” katanya.