SULSELEKSPRES.COM – Belakangan, beredar kabar kematian seorang wanita bernama Jumantri. Kematiannya diisukan akibat alat kelamin suaminya, Barsah yang berukuran tidak wajar. Karena itu, Ayah Jumatri melaporkan menantunya ke polisi dengan dugaan kasus pembunuhan.
Usut punya usust, tudingan itu salah total. Polisi memastikan, kematian Jumantri bukan karena ukuran alat kelamin yang dimiliki Barsah berukuran tidak wajar. Melainkan, karena epilepsi yang diderita Jumantri kambuh.
Kasat Reskrmin Polres Probolinggo, AKP Riyanto mengatakan, kematian Jumantri murni karena penyakitnya kambuh. Kesimpulan itu kata dia, diambil setelah melihat hasil rekam medis korban. Jumantri diketahui telah menderita epilepsi atau yang kerap disebut penyakit ayan sejak berusia 14 tahun.
Karena itu, Riyanto meminta masyarakat dan sejumlah pihak tidak membesar-besarkan perkara kematian Jumantri. Menurutnya, masalah tersebut sudah selesai dengan damai.
Bahkan Nedi Sito (55), ayah Jumantri kata dia, telah mencabut laporannya. Pencabutan itu, disusul fakta bahwa Barsah tidak terbukti memiliki alat kelamin melebihi ukuran normal.
Saat dilakukan pemeriksaan yang disaksikan pihak keluarga dan kades setempat, ternyata ukuran alat kelamin Barsah sama seperti lelaki pada umumnya.
“Intinya masalah laporan dan tuduhan berkelamin besar sudah selesai, dan tak perlu diperpanjang lagi. Karena baik mertua dan menantunya sudah kompak, memilih jalan damai,” imbuh Riyanto seperti dilansir Detikcom, Rabu (27/3/2019).
Untuk itu, Riyanto berharap, apa yang dialami keluarga Nedi menjadi pembelajaran bagi masyarakat lainnya. Warga diimbau untuk tidak gegabah membuat laporan ke polisi atas informasi atau kabar yang belum jelas kebenarannya.
Sebelumnya diberitakan, Nedi, warga Desa Maron Kidul, Kecamatan Maron, Kabupaten Probolinggo melaporkan sang menantu, Barsah karena diduga memiliki ukuran alat kelamin yang terlalu besar. Karena itu pula, Nedi menganggap menjadi penyebab kematian Jumantri.
