MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah (NA) melakukan kunjungan ke Kantor Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulsel, Rabu (26/9/2018).
Pihak BI memaparkan perkembangan ekonomi dan prospeknya. Dilaporkan, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal-II tetap kuat. Untuk keseluruhan diperkirakan capai kisaran 7,0-7,4%. Untuk Sulsel, pada pertumbuhan ekonomi kuartal kedua capai 7,38%, diatas target nasional 5,27%.
Selain itu, pun dibahas terkait inflasi, dana desa, perbankan dan sistem pembayaran eltronifikasi.
“Tadi ini membahas secara komprehensif, BI sudah memperlihatkan data, basic kuat yang kita miliki itu adalah pertumbuhan. Tetapi, kita lihat bagaimana kesenjangan,” kata Nurdin.
Untuk itulah, kata Nurdin Provinsi Sulsel kemudian mendorong menghilangkan kesenjangan yang ada. Sebab, baginya masih banyak potensi dan kesempatan yang dimiliki oleh Sulsel sangat luas untuk tumbuh.
Terkait efek penguatan dollar terhadap rupiah, NA menyebutkan, “dollar itu bukan karena pelemahan rupiah, dollar menguat terhadap mata uang regional, uang negara-negara luar. Saya kira itu, bukan rupiah yang melemah,” paparnya.
Sementara Bambang Kusmiarso, pihak BI menyampaikan pandangan mereka pada NA, beberapa hal terhadap ekonomi, inflasi atau sistem pembayaran.
“Karena menurut kami penting disampaikan pada gubernur agar tahu bagaimana progresnya, perkembangan yang ada,” ucapnya.
Kusmiarso, terkait nilai tukar, bahwa fundamental ekonomi Indonesia sangat terjamin jika dibandingkan dengan kondisi tahun 1997-1998, 2008 dan 2013.
“Pak Gubernur juga sudah sangat paham dengan baik, mengikuti, mengenai langkah-langkah apa yang diambil oleh Bank Indonesia maupun Pemerintah Pusat, dan pihak berkepentingan dalam hal nilai tukar rupiah,” ujarnya.
Ia juga meminta masyarakat untuk tidak panik dengan kondisi niai tukar yang ada, karena nilai tukar Indonesia sangat terjaga dan BI selalu mengawasi perkembangan yang ada.
Jika dikaitkan dengan kondisi Sulsel, jika dilihat struktur ekenomi Sulsel jelas Kusmiarso, bahwa strukturnya net eksportir.
“Artinya pendapatan dari pada ekspor Sulsel itu lebih besar dari impornya. Artinya justru malah para eksportir yangada di Sulsel termasuk petani kakao dan rumput laut itu malah diuntungkan untuk dapat memanfaatkan ini untuk ekspornya,” pungkasnya.