SULSELEKSPRES.COM – Curhatan pengalaman seorang dokter muda bernama Gia Pratama ramai diperbincangkan.
Melalui akun media sosial twitter @GiaPratamaMD, dokter ini menceritakan pengalamannya saat melakukan otopsi terhadap korban pembunuhan dan perampokan. dr Gia menceritakan kalau saat itu adalah pengalaman otopsi pertamanya.
dr Gia bercerita secara runut bagaimana proses otopsi dilakukan. Termasuk bagaimana seoramg dokter harus meluruskan niat sebelum melakukan otopsi.
“Gia,Hati km, mindset km harus benar sblm otopsi, kamu lakukan ini bukan untuk menyiksa, bukan untuk merusak tubuhnya, tapi untuk membantu dia dan keluarganya, krna dia sudah tidak bisa membela dirinya sendiri”. Lalu beliau mulai menyayat kulit dadanya,” pesan dokter konseling kepada Gia dalam ruang Otopsi.
Tak berhenti disitu, Gia juga bercerita bagaimana kejadian mistis yang dialaminya setelah itu. Dokter muda ini kaget ketika esok harinya didatangi oleh seorang pria yang dikenal mukanya, adalah orang yang sebelumnya dia otopsi.
Nafas saya tercekat, bulu kuduk saya meremang, bibir saya gemetaran, tangan saya mendadak dingin, tubuh saya merinding kaku..
Itu bapak yg kemaren saya otopsi.
— Gia Pratama (@GiaPratamaMD) January 16, 2018
Berikut runutan cerita dr Gia Pratama
Hari itu ada Otopsi, korban pembunuhan dan perampokan. saya akan menemani dokter konsulen yg beberapa hari sblmnya saya ga ikut bimbingannya, saya excited bgt, sesemangat hujan turun dengan derasnya saat itu. ini pertama klinya saya akan ikut Otopsi. ?
Saya masuk ke ruang Otopsi, “eh gia, ayo masuk2 sini” sapanya dgn nada ceria yg selalu semangat. Beliau sudah siap dengan perlengkapannya, sepatu boot, handscoon kuning terang dan apron, tdk ketinggalan kacamata otopsi yg mirip kcmt renang ukuran besar.
Saya mngikuti bliau memakai smua, smp saya mau pke msker, “eh gia, ga blh pake itu! km hrs merasakan saripati wangi dari jenazah ini, nervus Olfactoriusmu senjata yg berharga,jgn kau tumpulkan”.Saya taro lagi itu masker,Padahal alat ini yg paling saya incer dari sejak masuk tadi.
Blm saya siap,tiba2 beliau mengeluarkan Gergaji,tepat pas saya balik badan,”Huaaa, ampun dok!!”.Saya terloncat smbil angkat tgn. Beliau mengerutkan dahi, “Kamu kenapa gi?”. “Kaget aku dok!”, “ini bkn buat gergaji km kok” sambil beliau mesem2 senyum2 tdk berdosa.”Ayo kita mulai”.
“Gia,Hati km, mindset km harus benar sblm otopsi, kamu lakukan ini bukan untuk menyiksa, bukan untuk merusak tubuhnya, tapi untuk membantu dia dan keluarganya, krna dia sudah tidak bisa membela dirinya sendiri”. Lalu beliau mulai menyayat kulit dadanya.
“Tujuan utama otopsi itu untuk menetapkan sebab kematian, dan sebab kematian itu hanya 1, sayangnya ga tertulis di dahinya”. Beliau menjelaskan sambil menggergaji tulang iga jenazah. Dilanjut mengambil Jantung dan Paru2 keluar dari rongga dada. Saya ??
Beliau luar biasa. She doing it effortless and perfectly. Slicing and then open up the trunk, cutting up liver and take it out, cutting up kidney and take it out. “Gia, jgn bengong! ayo itu ditimbang”.Sambil nunjuk Organ2 tubuh itu di atas meja.”Abis itu bantu saya buka lambung”
Kita membuka lambung,dan mngambil isi lambung dgn alat spt sendok Sop, ktka dikeluarkan,kyk ada sebilah pisau menusuk hidung saya,setajam itu baunya,lbh dari bau busuk,reflek muntah saya tercetus dan hanya karena istigfarlah saya berhasil menahan isi lambung saya ga ikut keluar.
Beliau hnya senyum”biasa ini, bagus kamu ga muntah”.Beda emg,Amatir sama Pro.”Km sering nonton CSI gi?”,”suka dok,yg New York”.”Film2 emg bener2 oversimplifikasi,ga mgkn kasus2 slesai scepat itu”smbil sdkt menggerutu.”Mana bisa periksa cairan tubuh atau jaringan, sehari selesai”.
Lalu beliau menunjuk satu titik di dlm jenazah,”Gi,liat aorta abdominalis di bwh difragma”. Saya mendekatkan wajah saya ke bawah. Saya terperangah,”Robek dok, hampir putus”. “Sesuai dengan pemeriksaan luar,luka tusuk oleh benda tajam,kita menemukan kemungkinan sebab kematiannya”.
Otopsi berlanjut sampe kita memasukkan kembali organ2 ke dlm tubuhnya, lalu kita jahit kembali kulitnya. Tiba2 beliau nanya “Kamu percaya hantu Gi?” saya kaget, saya jawab sekenanya, “Sama sekali engga dok,seumur hidup belum pernah saya liat”. Beliau senyum lagi.
Esok sorenya, kita semua kumpul di ruang forensik, ada yg lagi baca buku forensik, ada yg lg ngeliatin hp, saya sendiri lagi baca Infernonya Dan brown, pikiran saya hanyut menyelami lautan huruf dan kalimat di buku itu. Tiba2 teman saya menyikut saya.
“Gi, gi. Ada yg manggil2 lo tu. ” smbl nunjuk ke kebun belakang ruang forensik,saya dgn malas menoleh, saya liat seorang bapak sedang senyum menyatukan kedua telapak tgnnya di dpn dadanya dgn sedikit membungkuk,gerakan bibirnya terbaca,”terima kasih” lalu pergi kebelakang pohon.
Nafas saya tercekat, bulu kuduk saya meremang, bibir saya gemetaran, tangan saya mendadak dingin, tubuh saya merinding kaku..Itu bapak yg kemaren saya otopsi.
Saya tdk sedang berhalusinasi krna bkn cuma saya sendiri yang melihatnya,tapi saya ga mau buat kegaduhan,ketidaknyamanan dlm group saat itu.Stlh beberapa menit terpaku,and still got shiver down the spine.Tmn saya nyikut lagi, “Siapa gi?”, saya jwb setenang mungkin, “Kenalan.. “.
“Alladziina yu’minuuna bil ghaib” Saya merenungi ayat ke-3 surat ke 2 (Albaqarah:03) tentang karakter pertama yang disandang oleh orang2 bertaqwa. percaya dan yakin pada yang ghaib (yang tak terdeteksi oleh panca indera).