GOWA, SULSELEKSPRES.COM – Pemerintah Kabupaten Gowa akan mendorong pelaku usaha yang ada di Kabupaten Gowa untuk berkontribusi menjaga ketersediaan stok bahan pangan di tengah pandemi Covid-19 saat ini.
Hal itu diungkapkan, Plt Sekretaris Kabupaten Gowa, Kamsinah, saat membuka High Level Meeting Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di Baruga Karaeng Pattingalloang, Kantor Bupati Gowa, Kamis (8/10/2020).
“Sekarang yang dibutuhkan melibatkan semua BUMD, koperasi, toko tani dan swasta sebagai pemasok pangan dan bekerjasama dalam pendistribusiannya,” ungkapnya.
Selain itu, terkait ketersediaan ketahanan pangan di Gowa dipastikan aman bahkan melebihi kebutuhan masyarakat di bulan ini seperti beras tersedia 320.765 ton sedangkan kebutuhan 9.127 ton, gula pasir tersedia 2.010 ton sementara kebutuhan hanya 1.369 ton, telur 53.553.642 biji dan kebutuhan 45.636.420 biji. Begitupla dengan daging sapi dan ayam, sayur dan buah, dan lainnya.
Direktur Divisi Ekonomi Bank Indonesia, Endang Kurnia Saputra, mengatakan Kabupaten Gowa yang masuk pada wilayah Makassar bersama Takalar mengalami inflasi 1,64 persen.
Hal tersbebut kata Endang masih terbilang wajar di tengah pandemi ini. Namun yang perlu menjadi perhatian yaitu mengurangnya daya beli masyarakat yang diakibatkan oleh beberapa hal salah satunya penurunan omset bagi pelaku usaha dan PHK sehingga mempengaruhi pendapatan masyarakat itu sendiri.
“Inflasi bulan ini masih terkedali sehingga tidak perlu dikhawatirkan. Tetapi tantangan utama kita meningkatkan kembali daya beli masyarakat,” bebernya.
Adapun beberapa cara yang bisa dilakukan yakni meningkatkan sektor pertanian melalui teknologi pertanian dan digital farming, membuka kembali lapangan kerja, fiscal driven, penyerapan APBD menjadi faktor kunci, dan memberdayakan UMKM.
“Pesan kami untuk meningkatkan daya beli masyarakay dengan cara mendorong terciptanya lapangan kerja yang bisa menyerap tenaga kerja yang banyak seperti pertanian, agar perekonomian masyarakat meningkatkan dan daya beli juga ikut meningkat,” pungkasnya.