30 C
Makassar
Friday, November 22, 2024
HomeMetropolisDuka Awal Tahun di Tubuh IDI Makassar

Duka Awal Tahun di Tubuh IDI Makassar

- Advertisement -

MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Makassar menyambut awal 2021 ini dengan duka mendalam. Sebab, mereka harus kembali kehilangan salah satu dokter terbaiknya yang gugur sebagai pahlwan kemanusiaan Covid-19, Rabu (6/1/2021).

Kabar ini, disampaikan ketua IDI Kota Makassar, DR. dr. Siswanto Wahab Sp.KK, didampingi oleh Humas IDI Kota Makassar, dr. Wachyudi Muchsin SH, alias dokter Koboi.

“Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun, telah berpulang ke Rahmatullah senior, guru, dan rekan sejawat kami, Prof dr. NurAeny Malawat, SpKJ, di RS Wahidin Sudirohusodo. Semoga Allah ampuni dosa-dosa beliau, di terima amal beliau, dan menempatkan beliau disisi-Nya. Amiin,” sebagaimana tetlampirdalam rilis resmi IDI Makassar.

Sebelumnya, jelang akhir tahun, ada tiga dokter di Makassar yang meninggal dunia. Dengan demikian, sejak pandemi Covid-19 ini, total sudah ada sepuluh dokter di kota Makassar yang gugur, berjuang di garda terdepan melawan Covid-19.

“Keluarga besar IDI Kota Makassar kembali berduka, tiga dokter anggota IDI Makassar meninggal sebagai pahlawan kemanusiaan Covid-19, yakni Dr Leonard Hasudungan , Dr Robert Vincentius Philips, dan Dr Nasriyadi Nasir.”

“Kabar duka ini menambah deratan dokter anggota IDI Makassar yang gugur sebagai pahlawan kemanusian Covid-19,” ujar Dokter Anto (sapaan akrabnya).

Semakin banyaknya jumlah dokter yang gugur, kata dokter Anto, harusnya semakin menyadarkan masyarakat agar tidak menganggap remeh pandemi Covid-19.

Terlebih lagi, saat ini tingkat penyebarannya kian masif akibat Klaster Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) dan Klaster Liburan akhir tahun dari awal penyebaran virus corona.

“Untuk itu, IDI Kota Makassar mengimbau agar tetap waspada serta disiplin protokol kesehatan 3 M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak).”

“Sebab Makassar masuk zona merah. Sehingga kebijakan pelonggaran aktivitas bisnis, perkantoran, sosial, dan pendidikan, perlu diketatkan kembali. Dengan mematuhi 3M itu, upaya yang paling efektif dan efisien bisa kita lakukan dalam menekan laju Covid-19,” jelasnya.

Apalagi, saat ini, tingkat penularan Covid-19 kembali melonjak dan jumlah pasien yang membutuhkan perawatan juga semakin banyak. Belum lagi adanya varian baru virus corona atau SARS-CoV-2 yang ditemukan di Inggris.

Dokter Anto mengatakan, penularan varian baru virus corona B117 ini, bisa mencapai 70 persen lebih berbahaya ketimbang Covid yang tengah beredar saat ini.

”Okupansi ruang isolasi di Makassar sudah di atas 85 persen dan ICU (unit perawatan intensif) di atas 80 persen. Daerah-daerah lain juga sama saja, pasien terus bertambah ‘penularannya tinggi’,” sebutnya.

Dokter Anto menjelaskan, tingginya penularan Covid-19 di Indonesia juga bisa dilihat dari data awal tahun yang kembali pecahkan rekor positivity rate capai 29,5 persen.

Data harian positivity rate Indonesia ini sudah lima kali jauh lebih tinggi dari ambang maksimal yang disarankan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar lima persen.

Kasus aktif di Indonesia juga terus meningkat secara signifikan. Hal ini dinilai sebagai dampak dari klaster Pilkada 2020. Sebab, sejak September 2020 lalu, IDI Makassar sudah mengingatkan bahayanya, dan ini terbukti dengan melonjak tajam selama Desember 2020 dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya.

Hal ini juga terbukti, dimana sejak memasuki tahun 2021, Sulawesi selatan hari demi hari terus mencetak rekor, diantara rekor yang tertular virus Covid-19 :

1 Januari 2021 sebanyak 550 kasus,
2 Januari 2021 berjumlah 590 kasus,
3 Januari 2021 dengan 595 kasus,
4 Januari 2021 sebanyak 510 kasus,
5 Januari 2021 639 kasus, dan
6 Januari 2021 463 kasus.

Dari data tersebut, Makassar merupakan daerah sebagai pusat episentrum penularannya.

“Penularan Covid-19 dikhawatirkan bakal semakin meningkat pasca liburan Natal 2020 dan Tahun Baru 2021. Oleh karena itu, IDI Kota Makassar mendukung pemerintah untuk pengetatan protokol kesehatan hingga kurva positif Covid-19 menurun,” tutupnya.

spot_img
spot_img

Headline

spot_img
spot_img