MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Fakultas Teknik Industri (FTI) Universitas Muslim Indonesia (UMI) meluncurkan produk Restoran Junk Food, University Meals, Jumat (4/10/2019).
Produk ini diluncurkan dengan tujuan utama memberi kemudahan akses bagi mahasiswa untuk mendapatkan makanan bergizi kekinian.
“Ini sebenarnya kalau bicara terlambat, terlambat sekali. Memiliki makanan dengan standar gizi untuk mahasiswa jaman sekarang,” buka dekan FTI UMI, Zakir Sabara, Jumat (4/10/2019) sore.
BACA:Â FTI UMI dan GoJek Resmi Jalin Kerjasama
“Menu paling spesial untuk anak milenial jaman sekarang. Itu yang lama kami perbincangkan dan diskusikan. Sudah lama kami meracik menunya, sampai bisa hadir enam menu makanan dan empat menu minuman,” lanjut Zakir Sabara.
Mengenai harga, Zakir mengatakan bahwa selisih yang ditawarkan cukuo jauh. Bahkan ia berani membandingkan dengan restoran-restoran Junk Food yang ada di luar FTI.
BACA: Ketum PII Pusat Beri Pesan di Acara Penyumpahan Insinyur Baru FTI UMI
“Yes, itu yang paling penting, soal harga. Bisa dibandingkanlah dengan frenchise-frenchise yang lain, restoran-restoran Junk Food seperti ini. Bisa dibandingkan,” ujarnya.
“Misalnya kalau di tempat lain itu kentang tanpa ada ayam, saos, itu Rp. 21.000. Kalau di sini kentang pakai ayam, pakai tiga jenis saos, cuma Rp. 18.000.”
Kemudian Zakir Sabara berharap menu yang ditawarkan oleh University Meals bisa diterima dan disukai oleh mahasiswa, serta mempermudah mahasiswa untuk mendapatkan makanan kegemarannya.
“Harapan saya, kami dengan menu ini disenangi, disukai oleh mahasiswa. Sehingga mahasiswa tidak lagi mencari tempat yang jauh, atau harus keluar kampus untuk mencari makanan sesuai selera mereka.”
“Yang kedua, dengan University Meals ini bisa menambah citra kampus, bukan hanya UMI, tapi juga kampus yang lain bahwa ada makanan yang bagus dan tidak kalah dengan makanan-makanan restoran, tapi harganya harga mahasiswa,” harap Zakir.
Pengelolaan University Meals sendiri akan dikelola oleh mahasiswa, tetapi untuk bagian makanan, akan dikelola oleh chef profesional.
“Khusus hal-hal tertentu, soal makanan itu chef nya profesional. Tetapi yang lainnya mahasiswa. Layanan mahasiswa,” tutupnya.
