MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah (NA) meninjau anak-anak korban gempa dan tsunami Donggala-Palu-Sigi di Akar Panrita Mamminasata Elementary School (Sekolah Dasar) yang terletak di Jalan Raya Baruga, Antang, Makassar, Kamis (4/10/2018).
Saat sampai, Nurdin menyempatkan diri untuk bermain-main bersama mereka dengan diisi hiburan dan mengurangi trauma mereka pasca peristiwa gempa yang terjadi.
Sedikitnya, terdapat 84 anak dan 34 orang tua. Mereka dievakuasi ke Makassar, sebagian anak terpisah dari orang tuanya, namun saat ini sebagian besar sudah mengetahui kabar orang tua mereka.
BACA JUGA:
Kunjungi Garuda Indonesia, Gubernur Sulsel Bahas Potensi Rute Domestik
Pemprov Bakal Tertibkan Posko Bantuan ‘Bayangan’
Pemprov Sulsel Rencana Bangun 100 Rumah Bagi Korban Gempa Palu
“Assalamualaikum anak-anak ku, perkenalkan saya Nurdin Abdullah, gubernur di sini, Gubernur Sulawesi Selatan,” kata Nurdin kepada mereka.
Saat itu, Nurdin menyampaikan rasa dukanya, dan memberikan kalimat motivasi agar tegar dan kuat serta harapan akan bertemu dan berkumpul kembali dengan keluarga mereka.
Nurdin kemudian menyerahkan bantuan tunai dalam sebuah koper berisi Rp1 miliar rupiah. Dan meminta dibuatkan buku tabungan untuk mereka.
“Ini ada bantuan Rp1 miliar, untuk seluruh anak dapat Rp10 juta tabungan,” sebutnya.
Untuk anak-anak dengan sekira total Rp840 juta dan sisanya untuk Rp160 juta dibagikan kepada orang tua yang turut mengungsi di tempat tersebut.
“Jangan bersedih, mudah-mudahan ada yang terbaik untuk kita. Yang belum ketemu, kita doakan orang tua kita masih ada dan hidup. Dan bapak-ibu semoga kita bisa bersabar dan hal ini akan kita lalui,” sebutnya.
Sementara itu, koordiantor pengungsi, Yanti, menyampaikan, sebagian dari mereka belum bertemu orang tuanya.
“Belum bertemu orang tuanya, tetapi ternyata mereka punya tanta dan keluarga di sini. Untuk membuat mereka bahagian kami terus ajak bermain,” sebutnya. Ia juga turut mengungsi bersama mereka dari Palu.
Terlihat salah seorang anak, inisial FT (Fatir) berusia tujuh tahun, luka dibagian wajah, mengaku senang bisa berada di tempat tersebut, bermain dan berkumpul bersama anak-anak yang seusia dengannya.
“Orang tua saya ada, usia saya tujuh tahun,” sebutnya.
Selanjutnya, NA menjemput 1609 orang pengungsi di Pelabuhan Seokarno Hatta Makassar. Mereka diangkut menggunakan KRI Makassar.