Hadiri Perayaan Cap Go Meh, Nurdin Abdullah: Pemimpin Harus Ikut Perkembangan Dunia Usaha

MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Cagub Sulawesi Selatan nomor urut 3, Prof Nurdin Abdullah menghadiri perayaan Cap Go Meh di Patte’ne 88 Cluster Green Park, Patte’ne, Maros, Jumat (2/3/2018).

NA, yang menghadiri undangan pemilik Gudang 88 Patte’ne Apiu Darmanto. NA dan rombongannya langsung disambut aksi tari barongsai, yang merupakan budaya warga Tionghoa. Dalam perayaan Cap Go Meh ini diisi dengan atraksi Barongsai dari Vihara Girinaga, atraksi Debus, pengobatan gratis dari klinik Lifiyura dan pemeriksaan papsmear gratis oleh Laboratorium Prodia.

Dalam sambutannya, seorang pemimpin harus mendukung perkembangan dunia usaha. Birokrasi yang berbelit-belit akan mematikan dunia usaha.

“Dukungan dunia usaha berkembang, semuanya bisa ikut makan. Ada kelangsungan hidup anak-cucu kita, kalau dunia usaha kesulitan karena birokrasi maka tunggulah kehancuran, kalau pemimpinnya dari dunia usaha maka jayalah Sulsel,” ujar Prof Nurdin, melalui rilis yang diterima Sulselekspres.com.

Sebelum menjabat Bupati Bantaeng, Prof Nurdin selain sebagai Guru Besar Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin, juga merupakan Presiden Direktur PT. Maruki Internasional yang bergerak di bidang eksportir Butsudan ke Jepang.

Berdasarkan pengalamannya memajukan Bantaeng selama 10 tahun adalah dengan dukungannya pada perkembangan dunia usaha, dengan mempermudah pengurusan izin usaha, serta adanya jaminan dan kepercayaan yang ditanamkan Pemda Bantaeng pada dunia usaha.

“Pengalaman di Bantaeng selama 10 tahun, kita hadirkan kepastian dan kepercayaan pada dunia usaha, di Bantaeng listriknya cuma 3 Megawatt, sedangkan industri membutuhkan 240 Megawatt. Kenapa investor mau? Karena kita hadirkan pemerintahan yang bermoral, beretika dan bisa dipercaya, kalau mau gagal berusaha di Bantaeng yang bermain duit,” pungkas Nurdin.

Terkait perayaan Cap Go Meh, tuan rumah Apiu Darmanto menyebutkan perayaan Cap Go Meh ini bukan prosesi keagamaan. Namun hanya prosesi tradisi etnis Tionghoa merayakan pergantian tahun dan bagian perayaan Imlek.

“Hari ini terakhir Imlek, ini bukan perayaan keagamaan, tapi tradisi kita, ini hanya perayaan pergantian tanggal, besok kita kerja lagi,” tandas Apiu.

Penulis: Abdul Latif