MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Anggota DPR RI tiga periode dari Partai Golkar, Hamka B Kady mengumpulkan tim pemenangannya dari unsur koordinator kecamatan (Korcam) se-Kota Makassar dalam rangka menindaklanjuti dan koordinasi pergerakan memenangkan pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Makassar, Munafri Arifuddin-Aliyah Mustika Ilham (Appi-Aliyah).
Seluruh Korcam dari 15 kecamatan diminta memasang alat peraga kampanye di wilayahnya masing-masing yang telah disiapkan Hamka B Kady.
“Hari ini kami kumpulkan semua korcam dari 15 kemacatan se-Kota Makassar untuk penguatan strategi serta menindaklanjuti deklarasi kami beberapa waktu lalu untuk memenangkan Appi-Aliyah di Pilkada Kota Makassar,” kata Hamka B Kady di Makassar, Jumat (1/11/2024).
Hamka menegaskan kepada seluruh timnya di Makassar untuk tegak lurus memenangkan calon wali kota usungan Partai Golkar.
“Setiap korcam sudah diberi tugas untuk memenangkan Appi, termasuk memasang spanduk yang sudah kami siapkan di wilayahnya masing-masing. Pokoknya saya sudah hibahkan semua tim untuk Appi-Aliyah. Harus menang,” tegasnya.
Hamka B Kady merupakan politisi Sulsel dengan jaringan tim yang lengkap di setiap tingkatan. Mulai dari tingkat kabupaten/kota sampai ke desa dan dusun.
Tak heran, di setiap Pemilihan Legislatif yang diikutinya sejak tahun 2014, suaranya terus meningkat tajam.
Hamka menegaskan, seluruh jaringan timnya di Kota Makassar siap berjibaku memenangkan Appi-Aliyah. Hal itu berdasarkan instruksi Partai Golkar bahwa setiap kader wajib memenangkan calon kepala daerah yang diusung Golkar.
“Sebagai kader, saya tegak lurus dengan calon kepala daerah usungan golkar. Tidak ada kata lain selain memenangkan. Khusus di Makassar, Hamka B Kady, sahabat HBK, dan seluruh komunitas, wajib memenangkan Appi-Aliyah, tidak ada lagi tawar menawar,” tutur Hamka.
Untuk Appi-Aliyah, Hamka berpesan untuk tidak mengulangi kekeliruan pada kompetisi lalu. Kelemahan di pilkada lalu harus dijadikan pelajaran.
“Hitung cermat jangan sampai terulang. Pola-pola dan titik lemah yang lalu tidak boleh diulang lagi. Makassar terlalu majemuk, kerjanya juga harus ekstra,” pesannya.