MAKASSAR, SULSELKSPRES.COM – Mata pelajaran (Mapel) yang banyak kerap menjadi polemik bagi sebagian siswa yang sedang menempuh pendidikan di Sekolah.
Hal tersebut diungkapkan, Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Guru Indinesia (IGI), Muhammad Ramli Rahim saat berkunjung ke Baruga Lounge, Kantor Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Kamis (14/3/2019).
“Di pertemuan tadi kita juga membahas terlalu banyaknya mata pelajaran di Sekolah,” ujarnya.
Ramli, mengungkapkan Mapel yang terlalu banyak berdampak pada tingkat kecerdasan seorang siswa.
“Seperti di SMA, siswanya mungkin hanya lima puluh, tapi butuh 16 guru, sedangkan SMP, siswanya hanya lima puluh, buruh 12 Guru,” tukasnya.
“Karna jumlah mata pelajaran kita terlalu banyak, Sehingga siswa kita tau banyak hal, tapi tidak dalam,” lanjutnya.
Tak hanya itu, Ketua IGI juga menjelaskan akibat dari banyaknya mata pelajaran yang di terapkan di Sekolah, berampak pada gaji Guru Tidak Tetap (GTT) atau Honorer.
“Sebenarnya itu sangat bisa, tadi kita bahas beberapa hal soal efektifitas. Jadi di pendidikan ini tidak efektif, ada Guru yang ngajar hanya 3 Jam seminggu, ada Guru yang mengajar 6 jam Seminggu, berarti 24 jam sebulan kan, tapi dia tetap terima gaji full sebagi Pegwai Negri, ini tidak efektif, kenapa tidak efektif? Karena jumlah mata pelajaran terlalu banyak,” jelasnya.
Olehnya itu, Muhammad Ramli Rahim mewakili IGI mengungkapkan, akan membuat solusi untuk mengatasi banyaknya Mata Pelajara di Sekolah.
“Jadi, IGI akan membuat kajian terkait itu, nanti kita akan usul ke Pemprov, kemudian Pemprov yang akan bicara ke Pusat,” tutupnya.