MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Pascapernyataan istri Camat Panakukang, Haslina Dg. Caya, yang sengaja melontarkan isu SARA saat sosialisasikan Paslon Appi-Cicu untuk pilwali Makassar, Warga Kelurahan Pampang malah berbalik dan solid ke Kolom Kosong.
Sebagian di antaranya memang pendukung fanatik Danny-Indira (DIA) yang didiskualifikasi oleh KPU karena sarat kepentingan politik untuk melanggengkan kelompok bisnis tertentu.
Lewi Rantekala Ketua RT 05 RW 04, Kelurahan Pampang, Kecamatan Panakukang, bersama tokoh masyarakat setempat seketika berkumpul dan membahas hal itu.
Baca:
Kuasa Hukum DIAmi Ancam Pidanakan yang Halangi “Danny” Maju di Pilwalkot
Dalam pertemuan itu hadir ketua RT/RW dan tokoh pemuda Kelurahan Pampang. Mereka berkumpul melakukan konsolidasi dan deklarasi mendukung pilkada Makassar 2018 tanpa isu SARA dan deklarasi gerakan coblos kolom kosong. Menurut Lewi, warga khawatir jika non Muslim terabaikan.
“Malam ini kami berkumpul disini menyatakan sikap menolak isu SARA yang bisa memecah belah masyarakat Kelurahan Pampang dan tidak sejalan dengan azas Bhineka Tunggal Ika dan hal tersebut wajib kita kawal. Ini berbahaya karena mengancam keutuhan NKRI dan kebersamaan yang selama ini terbangun di Makassar,” tegas Lewi Rantekala, Senin (28/5/18) malam.
Baca:
Dukungan Kolom Kosong Terus Mengalir, Begini Tanggapan DIAmi
Menurut Lewi, sangat disayangkan, silaturahim yang selama ini terbangun dengan baik di Kelurahan Pampang, juga tiba – tiba harus hancur, hanya karena pernyataan istri camat yang nota bene hendak memperjuangkan paslon Appi-Cicu. Istri camat itu diduga melontarkan isu SARA dengan misi tertentu dan kepentingan politik pribadi dan kelompok.
“Kelihatannya Bu Camat membawa misi tertentu bersama kandidat dukungan ta atau karena sangat ambisius untuk memenangkan jagoannya. Tentu kami sebagai warga mengecam sikap dan pernyataan yang mengandung SARA tersebut,” tegas Lewi.
“Kami kecam isu SARA itu, dan kami sudah memutuskan bahwa pilkada Makassar kali ini akan solid memenangkan kolom kosong, kami tidak sejalan dengan pola SARA,” sambung Lewi.
Baca:
Massa DIAmi: Tidak Ada Kotak Kosong, Yang Ada Hanya Omong Kosong
Sementara itu, Sudirman SH, selaku tokoh pemuda di Kelurahan Pampang turut menyampaikan keprihatinannya akan konstalasi yang terjadi pada Pilkada Makassar dimana warga diperhadapkan dengan hanya satu pilihan calon.
“Kami sebagai pemuda juga prihatin dengan Pilkada Makassar, yang mana sebelumnya ada 2 (dua) calon yang ditetapkan oleh KPU. Namun akhirnya kami diperhadapkan dengan satu paslon. Olehnya, kami rasa hanya kolom kosong lah yang menjadi pilihan kami dan akan kami perjuangkan sampai kapan pun. Kami tidak ingin demokrasi ini sengaja dicederai untuk kepentingan kelompok,” tegasnya.
Penulis: Muhammad Adlan






