SULSELEKSPRES.COM – Narapidana teroris di Mako Brimob cabang Rutan Salemba mengamuk sekitar pukul 16.00 WIB Jumaat, 10 November. Penyebabnya, mereka tak terima digeledah oleh petugas Densus yang sedang jaga.
“Bahwa benar setelah Solat Jumat para tahanan di masukan ke sel masing-masing. Setelah masuk sel, piket Densus melepas kunci yang ada di kamar A5 dan C5 (RB) karena ada selotan kunci dari dalam demi keamanan dan memudahkan petugas piket membuka pintu sel,” kata Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Rikwanto dalam pesan singkatnya, Jumat (10/11).
Rikwanto menambahkan, salah satu tahanan ada yang tidak terima dan memancing petugas dengan ucapan kasar. Kemudian, salah satu petugas ada yang terpancing dengan ucapan napi itu.
“Dan ada tahanan yang sambil takbir keras-keras sehingga memancing tahanan blok sebelahnya,” ucapnya.
Selanjutnya, petugas menembakkan senjata ke atas untuk memberi tanda terjadi kerusuhan sekaligus memberikan peringatan kepada para narapidana.
“Sampai saat ini suasana sudah bisa direda oleh piket Densus, setelah itu anggota siaga di piketan sambil menunggu perkembangan. Namun para tahanan tetap masih ada yang takbir takbir sehingga memicu yang lain,” katanya.
Rikwanto menambahkan, Kaur Wartah AKP Ahmat kemudian berkoordinasi dengan Brimob untuk mem-back up penjagaan di Rutan Salemba. Akibat aksi napi itu, sejumlah fasilitas rutan rusak seperti pintu sel tahanan dijebol, pintu pagar lorong blok dan kaca jendela.
Sementara itu, Kakor Brimob Polri Irjen Murad Ismail dikonfirmasi merdeka.com menyatakan pesan berantai kerusuhan akibat pelecehan terhadap salah satu kitab suci tidak lah benar. “Itu hoax,” kata Murad
Sumber : Merdeka.com