SULSELEKSPRES.COM – Pengamat politik Rocky Gerung dan Mantan sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu hadir sebagai narasumber dalam program channel Youtube, Resonansi TV, (27/1/2020).
Kedua tokoh yang menggelari dirinya manusia merdeka tersebut berbicara sekaligus mengevaluasi jelang 100 hari pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden.
Bagi Said Didu, periode kedua kepemimpinan Presiden Jokowi lebih buruk dari periode pertama. “Kalau periode pertama itu 5 (nilainya), tapi periode kedua sekarang 3,” kata Said Sidu.
Dia menyebut kalau nilai 5 sama saja tidak lulus, sedangkan nilai 3 semestinya sudah Drop Out (DO).
Adapun Rocky Gerung memberikan jawaban berbeda ketika dimintai pendapat soal nilai jelang 100 hari Jokowi-Ma’ruf.
“Saya kasih nilai 9. Sembilan untuk kebohongan,” sindirnya sambil tertawa.
Dia menjelaskan, untuk mengukur cukup dua parameter. Yakni, perintah konsitusi agar Presiden mencerdaskan kehidupan bangsa dan memelihara orang miskin.
BACA: Rocky Gerung : Bung Karno Dulu Ikon Nama Bangsa, Sekarang Jadi Kepentingan Keluarga
“Maju dan cerdas iya, karena anak didik kita makin cerdas hafal nama-nama ikan, memelihara orang miskin ya, orang miskin bertambah,” tambahnya.
Rocky menambahkan, mengaju pada visi misi juga tidak ada yang dilakukan. Mulai dari soal kemandirian bangsa, hingga persoalan gotong royong.
“Kita sama sekali tidak mandiri. Kalau mandiri tidak impor, tetap kita tergantung luar negeri. Ini bangsa tidak mandiri,” ujarnya.
“Sampai sekarang konflik horizontal, konflik identitas, konflik cebong kampret masih berlangsung. Mana gotong royongnya, yang gotong royong cuma elit, kabinet yang gotong royong untuk berbohong,” pungkasnya.
(*)
