MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Merasa dipermainkan di internal partainya, Caleg DPRD Kota Makassar Dapil V dari PKB, Andi Imario Paruwisi siap sengketakan hasil Pileg ke
ke Sentra Gakkumdu Bawaslu Kota Makassar hingga ke DPP PKB.
Andi Imario mengaku ada ketidaksesuaian data dalam proses tahapan rekapitulasi di internal partainya.
Seperti diketahui, berdasarkan hasil rekapitulasi KPU Kota Makassar, PKB berhak menduduki kursi terakhir Dapil V. Dan yang meraih suara terbanyak ialah Andi Makmur Burhanuddin dengan raihan 2.208 suara.
Namun, bagi Imario, dialah yang sebetulnya meraih suara terbanyak. Hanya saja, tak disebutkan secara rinci, berapa perolehan suaranya.
“Saya tidak bisa menyebut angka validnya karena kami tidak mendapat akses untuk mengetahui data C1 Plano dari internal partai,” katanya, saat diwawancarai, pada Ahad (17/3/2024) malam.
Namun, pihaknya mengaku tetap memiliki data pembanding yang bisa dipertanggungjawabkan. Meski, bukan dari internal PKB.
“Dalam waktu dekat, sebelum KPU RI menetapkan hasil pemilu, pasti saya akan masukkan laporannya ke Gakumdu. Saya juga telah berkoordinasi dengan DPP PKB, dan saya juga diminta untuk memasukkan data komplain kami,” ungkapnya.
Ia cukup menyayangkan, selama proses rekapitulasi berlangsung, tak pernah sekalipun diperlihatkan oleh DPC PKB Makassar terkait data C1 Plano.
“Kami memang pernah diminta ke kantor DPC untuk melihat data rekapitulasi suara, tapi data yang diperlihatkan kepada kami adalah data yang sudah diolah. Bukan data resmi seperti foto C1 Plano di tingkat TPS,” ungkapnya.
Yang menambah keyakinan Imario, ialah informasi yang sempat diterima dari sejumlah partai lain. Setidaknya, klaim Imario, ada 4 parpol yang telah menunjukkan datanya terkait hasil C1 Plano di Dapil V.
“Dan semua menyatakan kalau suara saya tertinggi dari PKB, walaupun semuanya juga mengatakan kalau selisihnya tipis,” jelas putra dari eks Anggota DPR RI, Dewi Yasin Limpo tersebut.
Atas dasar itu, ia bersama tim akhirnya mencari data pembanding dari berbagai pihak. Termasuk, katanya, dari penyelenggara.
“Karena sebetulnya ini bukan soal kursi (keterpilihan di DPRD), tapi ini terkait hak. Kita sudah berjuang mencari suara ke masyarakat. Tentunya kami ingin agar hak suara kami juga bisa kami terima secara jujur dan transparan,” ucapnya.
Ia tak mau menduga lebih jauh, pada tahapan mana proses perubahan suara itu terjadi. Yang pasti, saat ini, pihaknya telah punya banyak bukti untuk dilaporkan ke Gakumdu dan DPP PKB.
“Ini adalah perjuangan kami. Kami juga cuma menuntut hak kami. Kalaupun nantinya setelah berproses di sidang Gakumdu maupun di DPP, tetap dinyatakan bukan saya yang tertinggi suaranya, saya tentu legawa. Yang pasti saat ini saya ingin tempuh jalur legal untuk menemukan kebenaran atas kejanggalan data yang kami dapatkan juga,” papar Imario.
Ditanya mengapa tak melaporkan kejanggalan ini ke DPC PKB Makassar atau DPW PKB Sulsel, Imario mengaku sempat membuka komunikasi personal terlebih dahulu ke elite partai tingkat kota.
“Ya saya sudah minta waktu untuk ketemu ke Ketua DPC (Andi Fauzi Wawo), tapi tidak direspons sampai hari ini. Makanya saya langsung lapor ke DPP saja,” kata dia.
Berdasarkan hasil rekapitulasi KPU Kota Makassar, Imario meraih 2.088 suara atau terpaut 120 suara dari peraih suara terbanyak di PKB Dapil V.