MAKASSAR, SULSELEKPRES.COM – Mantan Gubernur Sulsel dua periode Syahrul Yasin Limpo dinilai sudah menurut kasta politiknya pasca kekalahan adik kandungnya di Pilgub Sulsel.
Pertarungan Pilgub Sulsel telah usai, setelah hasil Realcount beberapa lembaga survei mengunggulkan pasangan Nurdin Abdullah-Andi Sudirman Sulaiman (Prof Andalan) di Pilgub Sulsel.
Namun ada beberapa hal yang menarik dari hajatan demokrasi lima tahunan itu, terutama keterlibatan sejumlah tokoh berpengaruh yang ikut memainkan irama politik di Sulsel.
Salah satunya mantan gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo yang selama ini memiliki pengaruh elektoral di Sulsel dinilai hampir mulai pudar.
Betapa tidak, SYL yang terlibat dalam tim pemenangan pasangan IYL-Cakka yang tak lain adik kandungnya sendiri, hanya meraih dukungan suara di posisi ketiga setelah pasangan Prof Andalan dan NH-Aziz.
“Tentu pesona dan pengaruh elektoral SYL tidak lagi sama ketika masih menjadi Gubernur. Apalagi sikap politik SYL berbeda dengan pilihan partai Nasdem,” kata pengamat politik Universitas Muhammadiyah, (Unismuh) Makassar, Luhur Prianto saat dihubungi melalui WhatsAppnya, Jumat (29/6/2018).
Menurutnya dukungan signifikan yang diraih oleh pasangan Prof Andalan, membuktikan ada perubahan dari SYL efek yang mulai tergerus.
“Ada perubahan pada SYL effect. Kekuatannya pada infrastruktur partai politik dan birokrasi semakin terdegradasi,” ujarnya.
Keterlibatan SYL dalam tim pemenangan IYL-Cakka, kata dia, semakin menurunkan kasta politik mantan politisi partai Golkar Sulsel itu.
“SYL juga menurunkan kasta politiknya dengan turun langsung menjadi operator pemenangan IYL-Cakka,” kata Luhur.
Ia pun membandingkan dengan tokoh nasional di belakang pasangan Prof Andalan lebih memiliki kekuatan, sehingga tak mampu di taklukan oleh SYL.
“Tokoh nasional di belakang operasi elektoral NA terbukti lebih digdaya untuk langgam politik Sulawesi Selatan,” pungkasnya.
Penulis: Abdul Latif