25 C
Makassar
Tuesday, December 17, 2024
HomeSosokKisah Alis, Supporter PSM yang Berjuang Sembuh Dari Covid Hingga Jadi Relawan

Kisah Alis, Supporter PSM yang Berjuang Sembuh Dari Covid Hingga Jadi Relawan

- Advertisement -

MAKASSAR, SULSELESPRES.COM – Kamis siang (16/7/2020). Di sebuah warung kopi, Alis tampak sedang menahan kantuk. Matanya sayup, kantung matanya tebal, sesekali ia menguap.

“Saya ini dari kemarin malam belum tidur om. Banyak jenazah Covid-19 yang harus saya bawa ke Maccanda (Tempat pemakaman jenazah Covid-19 Sulsel). Saya ngopi ini supaya tidak terlalu mengantuk,” ujar Alis.

Pria 27 tahun itu perawakannya kurus, tingginya sekitar 170 senti meter. Ia mengenakan jaket hitam. Di lehernya, gantungan kunci dengan logo PSM Makassar menggelantung. Ia juga mengenakan masker merah, bergambar ayam jantan dan logo PSM.

Alis adalah salah satu anggota kelompok Supporter PSM Makassar, Red Gank. Pemilik nama lengkap Alamsyah Herman tersebut saat ini sedang berprofesi sebagai relawan Covid-19 Sulsel yang mengantarkan jenazah dari Rumah Sakit ke pemakaman.

Ada kisah unik dibalik keputusan Alis beralih profesi sementara tersebut. Pria kelahiran (7/10/1992) itu pernah terjangkit Covid-19. Ia berjuang keras bangkit dari virus mematikan tersebut, hingga akhirnya berhasil.

“Saya pernah rasakan sakitnya terjangkit Covid-19. Setengah mati. Saya diisolasi di Rumah Sakit, di hotel, kemudian diizinkan isolasi mandiri di rumah.”

“Sakitnya minta ampun. Kalau batuk, jantung dan paru-paru saya seperti mau rontok. Tidak bisa makan. Susah tidur. Saya hampir menyerah,” jelas Alis kepada Sulselekspres.com.

“Setelah sembuh, saya putuskan menghibahkan diri saya untuk petugas Covid. Saya tau rasanya. Cukup saya saja. Yang lain tidak usah coba,” pesan Alis.

Meski saat ini ia tengah berjuang memberantas penularan Covid-19 bersama tim gugus, terkadang ia juga masih merasa sedikit sedih. Sebab ia mulai dijauhi beberapa rekannya.

Hanya saja Alis maklum. Ia paham bahwa rekan-rekannya menjauh karena takut tertular. Padahal, ia mengaku sudah sembuh total. Bahkan setiap minggu ia melakukan rapid test. Ia juga sudah tahu kapan harus mengisolasi diri jika ada hasil reaktif dari rapid testnya.

“Ya mau bagaimana lagi. Maklumi saja. Soalnya mereka pasti takut tertular. Meskipun saya intens melakukan rapid test setiap minggu, tapi ya tidak apalah. Kalau sedih sih pasti om,” terang Alis.

Alis juga mengatakan, ia tetap menggunakan atribut PSM selama bertugas bersama tim gugus. Bagi Alis, atribut PSM selalu memberikan dorongan semangat tersendiri untuk dirinya.

Ia juga kerap berbagi kisah kepada sesama relawan seputar PSM Makassar. Bahkan pada saat dirinya merasa down, ia selalu memutar anthem PSM Makassar.

“Di posko gugus itu saya selalu cerita sama teman-teman petugas seputar PSM Makassar. Bahkan mereka selalu tanya-tanya ke saya, soalnya setiap bertugas saya pasti pakai atribut PSM. Karena seperti ada dorongan semangat tersendiri kalau pakai atribut PSM.”

“Biasa juga kalau down, atau tidak semangat, saya putar lagi lagu-lagu tentang PSM, atau anthem PSM. Semangat lagi setelah itu,” bebernya.

Alis berpesan, pihak yang tidak memiliki kepentingan krusial lebih baik tidak usah keluar rumah. Kalaupun harus, perhatikan protokol kesehatan.

“Kalau tidak mendesak jangan mi keluar. Kalaupun harus, perhatikan saja protokol kesehatan. Pakai masker. Cuci tangan. Kan tidak ada ji ruginya,” pesan Alis.

spot_img
spot_img

Headline

spot_img