25 C
Makassar
Friday, November 22, 2024
HomeHeadlineKontes LGBT Gaya Dewata, Tiga Wakil Sulsel Berasal dari Toraja, Parepare, dan...

Kontes LGBT Gaya Dewata, Tiga Wakil Sulsel Berasal dari Toraja, Parepare, dan Makassar

- Advertisement -

MAKASSAR, SULSLEKSPRES.COM – Pihak Polda Bali bergerak cepat membatalkan penyelenggaraan Grand Final Mister dan Miss Gaya Dewata 2018.

Kegiatan ini merupakan ajang Pemilihan Mister dan Miss Gaya Dewata di Bali oleh Yayasan Gaya Dewata. Diikuti 80 kandidat dari 40 Kabupaten/Kota di Seluruh Indonesia.

Baca: Kontes LGBT di Bali, 7 Orang Perwakilan Sulawesi 3 Diantaranya Asal Sulsel

Adapun Sulawesi Selatam (Sulsel) diwakili oleh tiga orang. Masing-masing perwakilan dari Tana Toraja, Makassar, dan Kota Parepare.

Jawa Tengah dan Jawa Timur diketahui yang paling banyak mengirim finalis, yakni 28 orang.

Baca: Artis Terkaya Indonesia: Roro Fitria 26 Miliar Nikita Willy 25 Miliar, Syahrini Hanya…

 

Kontes unjuk keterampilan bagi kaum Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) ini, dikabarkan bakal digelar Rabu (10/10/2018) kemarin, berlangsung di Bhumiku Balai Pertemuan, Denpasar, Bali.

Namun sudah dipastikan batal terlaksana lantaran mendapat penolakan.

Baca: Miris, Siswi SMP di Makassar Jadi PSK, Dibayar Rp500 Ribu Sekali Kencan

Ditolak Masyarakat

Rencana penyelenggaraan Grand Final Mister dan Miss Gaya Dewata 2018 di Bali dibatalkan. Kepala Bidang Hubungan Masarakat Kepolisian Daerah (Polda) Bali, Kombes Pol Hengky Widjaja, mengatakan, pihaknya memastikan kontes kecantikan yang berbau lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) tersebut tidak akan digelar.

Baca: PSK Belia Usia 16 Tahun di Makassar Dibayar Rp500 Ribu Sekali Main

“Direktur Intelkam Polda Bali sudah mengonfirmasi bahwa kegiatan tersebut dibatalkan karena ada penolakan dari masyarakat Bali,” kata Hengky seperti dilansir dari Republika.co.id, Rabu (10/10/2018).

Hengky menyatakan, Polda Bali telah menerima surat resmi penolakan dari banyak lembaga masyarakat, salah satunya Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Bali. Sejumlah ulama di Bali secara langsung juga menyatakan penolakannya.

Sementara itu, hingga saat ini belum ada konfirmasi dari pihak penyelenggara. Laman resmi yayasan yang berkantor pusat di Jalan Sakura IV, Dangin Puri Kangin, Denpasar, itu juga tidak dapat diakses.

Penulis: Muhammad Adlan

 

spot_img
spot_img

Headline

spot_img
spot_img