MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Lurah Kodingareng Lompo, Ruslan Jufri, meminta kepada Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah, dan pihak PT Boskalis untuk menghentikan aktivitas tambang pasir di perairan laut Makassar.
Hal itu dilakukan Ruslan usai ratusan nelayan dan perempuan Kepulauan Sangkarrang melakukan aksi demonstrasi di Kantor Lurah Pulau Kodingareng, Kamis (9/7/2020/).
Ratusan warga tersebut menuntut Lurah Kodingareng Lompo agar bersedia menolak tambang pasir laut yang selama ini dilakukan oleh PT Boskalis di wilayah tangkap nelayan.
“Saya juga menolak tambang pasir laut. Saya tidak setuju PT Boskalis mengeruk pasir di wilayah tangkap nelayan. Kita akan berjuang bersama untuk menghentikan tambang pasir laut,’ ujar Ruslan di hadapan warga Kodingareng Lompo.
Selain itu, di kesempatan yang sama, Ruslan membacakan pernyataan sikap yang dibuat oleh masyarakat. Ia mendesak agar PT Boskalis menghentikan kegiatan tambang pasir laut di wilayah tangkap nelayan.
Ia juga mendesak Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah untuk mencabut izin konsesi PT Benteng Laut Indonesia dan memindahkan ke 45 mil dari wilayah tangkap nelayan.
BACA:Â Pemkot Setujui Usulan Anggaran Rp 6,2 Miliar dari KPU Makassar
“Mewakili masyarakat Pulau Kodingareng saya menyatakan sikap. Satu, meminta kepada PT Boskalis untuk menghentikan tambang pasir laut untuk selamanya.”
“Kedua meminta kepada bapak Gubernur Sulawesi Selatan untuk mencabut izin usaha pertambangan milik PT Benteng Laut Indonesia dari wilayah tangkap nelayan dan memindahkan ke 45 mil keluar dari wilayah tangkap nelayan Pulau Kodingareng Lompo,” tegasnya.
Sementara Annisa, salah satu warga Pulau Kodingareng Lompo mengatakan bahwa selama masyarakat menolak tambang pasir laut, lurah tidak pernah ada di tempat. Padahal nelayan sangat butuh dukungan lurah.
“Kami berjuang keras menolak tambang pasir laut yang menghancurkan kehidupan perempuan dan nelayan Pulau Kodingareng, sementara pak lurah dan staf kelurahan serta RT dan RW tidak pernah ikut mendukung. Oleh karena itu, kita minta pak lurah untuk menolak pengambilan pasir,” keluh Annisa.
Demonstrasi nelayan pulau Kodingareng berlangsung damai dengan penjagaan ketat personil Polair Polda Sulsel. Usai berdialog dengan warga, Lurah Pulau Kodingareng Lompo kembali ke Kota Makassar bersama personil Polair.