MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Gelaran ‘Serbu’ wilayah yang dimulai dari Kecamatan Biringkanaya oleh ratusan relawan Appi-Rahman, calon Walikota dan Wakil Walikota Makassar nomor urut 2 sukses memantik perhatian publik.
Gerakan Serbu Biringkanaya merupakan sebuah inovasi kampanye untuk mensosialisasikan program sekaligus mengajak warga mencoblos paslon nomor urut 2 itu pada 9 Desember mendatang.
Model kampanye seperti ini adalah yang pertama kalinya dilakukan oleh calon kepala daerah di Indonesia. Gerakan ini mencatatkan rekor tersendiri untuk pengerahan tim kampanye. Walaupun bergerak dalam kelompok kecil tetapi dalam jumlah banyak dan serentak.
Dipimpin Diza Ali dan Muslim Salam sebagai Wakil Ketua Tim Pemenangan Appi-Rahman, ratusan relawan bergerak serentak menyebar menyerbu 11 kelurahan di Kecamatan Biringkanaya.
Tim bergerak menyebar di 11 kelurahan melakukan kerja-kerja nyata, mulai dari bercengkrama dengan masyarakat, memberi edukasi, penyuluhan terkait bahaya Covid-19, memberi pelayanan kesehatan gratis, membagikan masker, menyemprot disinfektan, memasang baliho dan banner Appi-Rahman hingga sosialisasi visi-misi.
BACA:Â Tomas Maccini Raya: Dulu Saya DP Sekarang Beralih Pilih Appi-Rahman
Tim tersebut terdiri dari 11 tim Kalla dan Bosowa, 11 tim Makassar Maju, 11 tim Millenial Appi-Rahman, 11 tim MACCA, 22 tim Duta Sehat, 5 tim Satgas Covid, 11 tim Saya Merah (The Maczman), 2 Tim Albos, 2 tim Markas, 24 tim Charli, Pemuda Pancasila Kota Makassar, 8 tim Pendamping dan 11 tim kendaraan visi misi.
Tim Appi-Rahman tampil di hadapan warga lengkap dengan masker dan faceshield. Dalam kesempatan itu, tim juga menegaskan kepada warga untuk senantiasa menjalankan protokol kesehatan untuk meredam penyebaran virus corona di lingkungan pemukiman.
Pengamat politik dari Global Riset Indonesia, Al Ghazali atau yang akrab disapa Bang Gess menilai gerakan Serbu Biringkanaya yang diperagakan relawan Appi-Rahman berefek besar pada psikologi pemilih karena tim relawan datang dengan aura positif.
“Aura positif yang dominan itu datang dan tentu akan mempengaruhi di sekitarnya. Mereka datang dengan ramah, senyum pasti kita merasa senang. Tapi kalau mereka datang dengan muka yang lusuh masyarakat juga perasaannya akan tidak enak. Ada gelombang elektromagnetik yang mempengaruhi psikologi masyarakat. Namanya law of atraction atau hukum tarik menarik,” papar Bang Gess, Selasa (27/10/2020).
Menurutnya, dalam sebuah strategi menggaet sebanyak-banyaknya pemilih terdapat beberapa tingkatan di dalamnya. Yakni menggalang, memelihara, menjaga dan memastikan.
Gerakan serbu masyarakat ini masih dalam fase penggalangan dan mengarah pada menjaga dukungan. “Ini yang kemudian bagaimana upaya selanjutnya untuk memelihara, menjaga dan memastikan masyarakat memilih Appi-Rahman di kotak suara 9 Desember mendatang. Tergantung tim manajemen Appi-Rahman melakukan skenario itu,” terangnya.
Bang Gess pun mengaku terhentak dengan gerakan Appi-Rahman yang begitu masif menjangkau masyarakat hingga tingkat paling bawah. Dari kacamata politiknya, ia melihat ini sebuah langkah luar biasa yang patut diapresiasi.
Ia juga melihat gerakan ini bukan berdasarkan uang atau tim bayaran. Baginya ini bersumber dari kesadaran para relawan untuk menangkap hati masyarakat.
“Sepengetahuan saya belum pernah mendengar mendengar secara spesifik ada gerakan seperti ini yang dilakukan calon kepala daerah sebelumnya. Saya coba tangkap, kelebihannya itu bukan gerakan yang sifatnya bayaran. Ini adalah kesadaran tim Appi-Rahman yakni banyak orang yang kemudian secara sadar bergerak bukan karena uang melainkan kesadaran dan ini tinggal kemudian manajemen mampu menjaga itu atau tidak,” ungkapnya.
Lantas apakah bagaimana efek dari Serbu Biringkanaya terhadap lawan politik Appi-Rahman? Secara lugas dalam pandangannya bahwa akan berpengaruh pada psikologi kandidat lain.
“Pasti pengaruhnya besar terhadap kandidat lain. Mereka juga akan merasa was-was, mau jujur atau tidak pasti itu akan terjadi karena itu adalah hukum sains yang tidak bisa diganggu gugat,” tegas dia.
(*)