Koleksi museum ini sangat lengkap dengan berbagai benda peraga dan koleksi benda-benda asli. Menyajikan koleksi dari jaman pra sejarah hingga jama modern, dilengkapi dengan ilustrasi lukisan dan narasi yang sangat menarik dan sangat sayang untuk dilewatkan.
Museum La Galigo sendiri memiliki koleksi sebanyak kurang lebih 4999 buah yang terdiri atas koleksi prasejarah, numismatik, keramik asing, sejarah, naskah, dan etnografi. Koleksi etnografi terdiri atas berbagai jenis hasil teknologi, kesenian, peralatan hidup, serta benda lain yang dibuat dan digunakan oleh suku Bugis, Makassar, Mandar, dan Toraja. Museum juga memiliki benda-benda yang berasal dari kerajaan-kerajaan lokal dan senjata yang pernah digunakan pada saat revolusi kemerdekaan.
Sebaiknya kita menyurusi museum secara berurut dari jaman Paleolitik (berburu dan mengumpulkan makanan tingkat awal), Mezolitik (berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut), Neolitik (bercocok tanam), Megalitik, Perundagian, Jaman Budaya Islam, Jaman Kolonial.
Misalnya pada jaman Mezolitik, manusia sudah mulai bertempat tinggal sementara di dalam gua, ceruk atau pondok sederhana dan dibuktikan dengan ditemukannya gambar berupa cap tangan dan gambar binatang di dalam gua yang terdapat di daerah Maros, Pangkep, Soppeng, Bone dan Bantaeng. Ras yang ada pada jaman tersebut adalah ras Astromelanozoid, Mongoloid dan di Sulawesi Selatan dikenal dengan suku Toala.
Alat yang digunakan masih berupa batu yang sudah mulai dibentuk misalnya sebagai mata panah bergirigi untuk tombak dalam mencari ikan. Sedangkan pada masa bercocok tanam (Neolitik) ditemukan situs-situs di daerah Sulawesi Selatan berupa beliung persegi dan kapak lonjong di Kamasi dan Minanga Sipakka, Bunu Banua, Maros dan Tana Toraja.