LUWU, SULSELEKSPRES.COM – Gubernur Sulsel HM Nurdin Abdullah melakukan kunjungan kerja selama tiga hari, 8-10 Mei 2020, untuk memantau perkembangan penanganan Covid-19 di 11 kabupaten/kota, serta menyerahkan paket bantuan medis penangan Covid yang merupakan bantuan non-APBD dari berbagai pihak.
Adapun 11 daerah tersebut, yakni Maros, Pangkep, Barru, Parepare, Enrekang, Tana Toraja, Toraja Utara, Luwu Utara, Luwu Timur, Luwu dan Palopo.
“Bantuan tersebut berasal amanah dari pihak BUMN, BUMD, perusahaan swasta, organisasi kemasyarakatan. Upaya gotong royong ini sungguh membuat saya terharu dan bangga sekali. Ternyata luar biasa care berbagai pihak terhadap persoalan Covid-19 ini, baik yang menyerahkan APD dan sembako,” kata Nurdin Abdullah, Minggu, 10 Mei 2020.
Pertama, Gubernur berkunjung ke Kabupaten Maros diterima langsung Bupati Maros, Hatta Rahman, di Gedung Serba Guna Maros yang juga merupakan Posko Gugus Tugas dan Media Center Covid-19. Hatta menjelaskan walaupun tidak menerapkan PSSB, mereka melakukan penanganan secara on the track, angka persentase kesembuhan di daerahnya di atas 50 persen, hingga Kamis (7/5) jumlah pasien Covid-19 positif sebanyak 36 orang, PDP 19 orang, dan ODP 201 orang.
“Alhamdulillah dari 36 itu, kalau berdasarkan hasil Swab sudah 21 negatif, jadi sisa sepuluh yang masih perawatan dan itu OTG. Cuma dua dirawat dan itu pun gejalanya ringan,” jelasnya.
Selanjutnya, di Kabupaten Pangkep, Juru Bicara Covid -19 Pangkep, dr. Annas Ahmad, kendala yang masih ada adalah lamanya waktu tunggu hasil pemeriksaan Swab, sehingga diharapkan agar penanganan bisa maksimal jika pemeriksaan PCR Swab tenggorokan ini bisa dipercepat. Ia mengusulkan dapat diterapkan sistem rujukan pemeriksaan sampel Swab dan bila memungkinkan melakukan zonasi pemeriksaan Swab seperti di Soppeng atau Parepare.
Daerah ketiga yang dikunjungi adalah Kabupaten Barru. Di sini, Nurdin memberikan pengarahan pada Kepala OPD, Camat dan Kepala Puskesmas secara virtual online meeting, di Barru Smart Information Center.
Bupati Barru Suardi Saleh menjelaskan, refocusing anggaran pertama sebesar Rp 1,6 miliar. Kedua, refocusing berdasarkan Instruksi Mendagri No. 1 Tahun 2020, sebesar Rp. 25,5 miliar, diperuntukkan untuk penanganan kesehatan Rp 7,8 miliar, Penanganan dampak ekonomi Rp 10,4 miliar, social satey net Rp 7,2 miliar. Ketiga, berdasarkan SKB Mendagri dan Menkeu sebesar Rp 70,64 miliar, serta refocusing dana desa, meliputi Rp 17,73 miliar untuk BLT dan Rp 1,88 miliar untuk penanganan Covid-19.
Di Barru juga dilakukan pembatasan pelabuhan. Seperti pembatasan penumpang pada pelabuhan Awerange dan Felabuhan Garongkong yang dimulai 1 April 2020 sampai dengan 14 April 2020, dan pembatasan Pelabuhan Ferry Garongkong dimulai pada 4-20 April 2020.
Tujuan selanjutnya di Kota Parepare, Wali Kota Parepare, Taufan Pawe menjelaskan, Parepare intens mencegah penyebaran covid di enam klaster diantanya, klaster Lambelu, Kapurung, Lakessi, Al-Kautsar, Asrama POM, dan klaster Maros.
Kunjungan terakhir di hari pertama yakni di Kabupaten Enrekang, di sini Gubernur, hingga Jumat, (8/5), pasien status positif berjumlah lima orang. Tiga masih dirawat, satu sehat, dan satu meninggal dunia. Status PDP dengan jumlah total 13 orang, sehat dan kembali pulang 12 orang, meninggal dunia 1 orang, sementara ODP total 201 orang.
Gubenur mengapresiasi langkah tracking contact yang terus dilakukan oleh Tim Gugus Tugas Enrekang dengan adanya pasien positif. Pasien positif ini bawaan dari Pesantren Al-Fattah Temboro, Magetan, Jawa Timur. Pada kesempatan ini meminta bupati/walikota untuk berkomunikasi dengan Gugus Tugas Provinsi jika terdapat warga yang harus di rujuk ke Makassar. Termasuk menggunakan fasilitas penanganan OTG/ODP di Program Wisata Covid-19 di Swissbell Hotel Losari.
Di hari kedua, penyerahan bantuan diteruskan ke Kabupaten Tana Toraja, sebelumnya mencoba fasilitas di posko pengecekan di perbatasan Tator-Torut berupa thermal scanner seperti yang digunakan di bandara untuk mengecek suhu tubuh penumpang. Fasilitas ini dapat mempercepat proses pemeriksaan yang sebelumnya menimbulkan kemacetan sepanjang 2 kilometer.
Kepada Bupati Tana Toraja, Nico Demusbiringkanae, Nurdin Abdullah menyampaikan, sejauh ini untuk Covid-19 belum ditemukan obat dan vaksinnya. Untuk memutus mata rantai penyebarannya, maka yang harus dilakukan adalah disiplin dan patuh pada protokol kesehatan dan memberikan gizi yang baik.
Selain itu, yang harus dipersiapkan setelah pandemi adalah skenario pemulihan serta munculnya orang-orang miskin baru. Tantangan paling berat adalah krisis ekonomi yang dapat terjadi, bahkan sejauh ini sudah dirasakan dampaknya dengan pemutusan kerja karyawan.
“Yang harus kita lakukan adalah bagaimana menyikapi orang-orang miskin baru. Kita butuh lapangan kerja minimal 30.000. Semua kegiatan ini diubah menjadi padat karya,” ujar Nurdin Abdullah.
Daerah kedua masih di wilayah Toraja, yakni di Toraja Utara. Hingga Sabtu, (9/5), masih bebas dari Covid-19. Protokol kesehatan pun dilakukan secara ketat. Untuk mengisi aktivitas masyarakat, Pemda, menghadirkan program Gerakan Menanam Holtikultura. “Gerakan penanam holtikultura dan mulai berkembang dan berlangsung di seluruh kecamatan, yang tadinya masyarakat senang membeli, sekarang menanam,” kata Bupati Toraja Utara, Kalatiku Paembonan.
Selanjutnya Nurdin dan rombongan ke Kabupaten Luwu Utara, terlebih dahulu meninjau posko di Perbatasan Mari-Mari dan mengiktui protokol pemeriksaan sebagai pendatang sebelum memasuki Lutra. Gubernur mengapresiasi langkah penanganan yang dilakukan Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Luwu Utara melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.
Gubernur mengapresiasi langkah Pemkab Lutra melakukan tracking contact dan berharap santri dari Luwu Utara jadi contoh dan edukator Covid-19 bagi kabupaten lain. Hal itu menyusul banyaknya santri dari Luwu Utara yang dinyatakan positif Covid-19 dan kini menjalani karantina di Hotel Almadera Makassar.
Bupati Indah Putri Indriani melaporkan, dari kasus pertama santri positif di Luwu Utara dan karantina di Makassar, Tim Gerak Cepat (TGC) Luwu Utara langsung melakukan contact tracking dan pengambilan swab kepada OTG. Hasilnya, ada dua orang santri positif dari klaster yang sama. Ditambah pada 25 April lalu lalu, 17 santri terkonfirmasi positif.
“Alhamdulillah atas perhatian Pak Gubernur, 19 santri langsung diantar ke tempat karantina yang disediakan oleh provinsi. Meski awalnya tidak mudah untuk meyakinkan orang tua santri saat penjemputan,” terang bupati perempuan pertama Sulsel ini.
Kunjungan terakhir di hari kedua ini di Kabupaten Luwu Timur. Bupati Thoriq Husler, menyampaikan telah mendapatkan berbagai bantuan dari Provinsi Sulsel dan Pemerintah Pusat. Ia melaporkan terkait Program PKH dengan 7.000 lebih KK dan Bantuan Sosial Pangan Non-Tunai 10.000 lebih KK penerima manfaat.
“Dari refokusing dan realokasi anggaran kita dapat Rp 35 miliar kita dapatkan untuk biaya Covid, tapi sejauh ini belum kami gunakan. Karena sejauh ini, Alhamdulillah masih banyak kami dapatkan bantuan, seperti sekarang kami dapat bantuan dari Pak Gubernur yang semua kami tujukan untuk rumah sakit dan puskesmas. Yang saya gunakan sekarang adalah bantuan 500 juta dari APBD itu untuk bantuan operasional posko,” jelasnya.
Khusus rapid test dilakukan kepada masyarakat secara serentak, sebab daerahnya juga mendapatkan bantuan alat kesehatan lengkap dari PT. Vale yang merupakan lokasi perusahaan ini beroperasi. “Kita bertahap dikasih, kemarin 5.000, ini kami pakai untuk semua jajaran tenaga kesehatan kita, yang kena Covid-19 dan dicari yang kontak kemarin, sehingga bisa putus rantainya,” jelasnya.
Selanjunya di hari ketiga, Gubernur berkunjung ke dua daerah yakni Kota Palopo dan Kabupaten Luwu. Di Palopo, hingga Sabtu (9/50, pasien status Covid-19 berjumlah 1 orang dan telah dinyatakan sembuh, PDP 5 orang, ODP 134 orang.
Terkait bantuan yang diserahkan di posko Covid-19 Palopo, Nurdin menjelaskan bantuan tersebut berasal amanah dari pihak BUMN, BUMD, organisasi kemasyarakatan sebagai bentuk dan upaya gotong royong bersama memutus mata rantai Covid-19.
“Alhamdulillah di Luwu Raya ini, kemarin kita mendapatkan dari PT Vale, kita mendapatkan rapid test 30.000, ada APD dan sebagainya, hampir semua memberikan sumbangsih kepada kita semua,” imbuhnya.
Sedangkan di Kabupaten Luwu, di Posko Gugus Tugas Covid-19 Luwu yang berada di Kantor BPBD Luwu, ia memberikan motivasi kepada tim yang bertugas. Ia juga meninjau dapur umum yang memproduksi makanan bagi warga terdampak dan juga bagi tim yang bertugas.
“Dalam menangani Covid-19 ini tidak mudah, kita menghadapi musuh yang tidak tampak. Tetapi kalau kita mampu mengelola Covid-19 ini dengan baik, mulai pasien pertama, siapa bersentuhan dengan mereka. Kalau ini kita bisa tracking contact dengan baik, saya yakin tidak sulit kita memutus mata rantai ini,” ujarnya.
Usai mengunjungi 11 daerah tersebut, dalam perjalanan kembali ke Makassar, Nurdin menyempatkan diri singga di Pasar Siwa, Kabupaten Wajo, membeli buah pedagang dan membagikan masker.
Dalam berinteraksi, ia tetap mengikuti protokol kesehatan dengan memakai masker dan menjaga jarak.
“Kita berharap di tengah pandemi Covid-19 ini ekonomi masyarakat tetap berjalan, dengan tetap mematuhi protokol kesehatan,” ujarnya.
Para pedagang yang disinggahi merasa senang. Termasuk dengan pembagian masker langsung dari pemimpin di Sulsel ini.