24 C
Makassar
Tuesday, July 9, 2024
HomePolitikNurdin Halid: Hujan Emas di Kampung Orang, Hujan Batu di Kampung Sendiri

Nurdin Halid: Hujan Emas di Kampung Orang, Hujan Batu di Kampung Sendiri

- Advertisement -

JAKARTA, SULSELEKSPRES.COM – Calon Gubernur Sulsel, Nurdin Halid mengawali debat Pilgub Sulsel dengan menyampaikan sebuah pepatah.

Pepatah yang dijadikan sebagai acuan dibalik alasannya ingin pupang kampung dan mencalonkan diri di Pilgub.

“Hujan emas di kampung orang, hujan batu di kampung sendiri, lebih baik pulang untuk membangun kampung sendiri,” katanya.

Baca Juga: 

Saling Sindir Nurdin Abdullah dan Cakka Warnai Pembukaan Debat Pilgub Sulsel

Debat Ke 3 Pilgub Sulsel, Relawan Prof Andalan Sebar Undangan Terbuka Nobar

Live Streaming TVRI Debat Pilgub Sulsel: Berebut Suara Mengambang

Sebagai Bugis Makassar, keinginannya pulang kampung sebagai bagian dari falsafah siri na pacce. “Siri’ saya untuk mengangkat harkat dan martabat saudara-saudara kita, menuju masyarakat yang maju, mandiri, sejahtera dan religius,” ujarnya.

Pasangan Aziz Qahhar Mudzakkar ini juga mengurai sejarah dan peradaban Sulawesi Selatan.

Makassar, kata dia, merupakan salah satu bandar laut terbesar di Asia Tenggara. Perahu Pinisi telah menjelajah sampai ke Madagaskar.

“Kita pernah memiliki Karaeng Pattingaloang, seorang ahli perbintangan yang menguasai 12 bahasa. Kita memiliki Aksara lontara sebagai warisan budaya terbesar bagi kita. Demikian pula dengan Lagaligo, yang merupakan naskah terpanjang didunia, melebihi mahabarata dari India,” tuturnya.

Saudagar Bugis-Makassar, menurutnya, telah bertebaran di seantero Nusantara, bahkan dunia. “Dimana ada tambatan perahu, disitu orang Sulawesi Selatan bermukim,” pungkasnya.

Penulis: Muhammad Adlan

- Advertisement -

JAKARTA, SULSELEKSPRES.COM – Calon Gubernur Sulsel, Nurdin Halid mengawali debat Pilgub Sulsel dengan menyampaikan sebuah pepatah.

Pepatah yang dijadikan sebagai acuan dibalik alasannya ingin pupang kampung dan mencalonkan diri di Pilgub.

“Hujan emas di kampung orang, hujan batu di kampung sendiri, lebih baik pulang untuk membangun kampung sendiri,” katanya.

Baca Juga: 

Saling Sindir Nurdin Abdullah dan Cakka Warnai Pembukaan Debat Pilgub Sulsel

Debat Ke 3 Pilgub Sulsel, Relawan Prof Andalan Sebar Undangan Terbuka Nobar

Live Streaming TVRI Debat Pilgub Sulsel: Berebut Suara Mengambang

Sebagai Bugis Makassar, keinginannya pulang kampung sebagai bagian dari falsafah siri na pacce. “Siri’ saya untuk mengangkat harkat dan martabat saudara-saudara kita, menuju masyarakat yang maju, mandiri, sejahtera dan religius,” ujarnya.

Pasangan Aziz Qahhar Mudzakkar ini juga mengurai sejarah dan peradaban Sulawesi Selatan.

Makassar, kata dia, merupakan salah satu bandar laut terbesar di Asia Tenggara. Perahu Pinisi telah menjelajah sampai ke Madagaskar.

“Kita pernah memiliki Karaeng Pattingaloang, seorang ahli perbintangan yang menguasai 12 bahasa. Kita memiliki Aksara lontara sebagai warisan budaya terbesar bagi kita. Demikian pula dengan Lagaligo, yang merupakan naskah terpanjang didunia, melebihi mahabarata dari India,” tuturnya.

Saudagar Bugis-Makassar, menurutnya, telah bertebaran di seantero Nusantara, bahkan dunia. “Dimana ada tambatan perahu, disitu orang Sulawesi Selatan bermukim,” pungkasnya.

Penulis: Muhammad Adlan

spot_img
spot_img
spot_img

Headline

Populer

spot_img