30 C
Makassar
Friday, September 20, 2024
HomeNasionalObat Steroid Dexamethasone Berpotensi Tekan Risiko Kematian Covid-19

Obat Steroid Dexamethasone Berpotensi Tekan Risiko Kematian Covid-19

- Advertisement -

SULSELEKSPRES.COM – pertambahan Covid-19 terus membuat sejumlah penelitian untuk menekan risiko kematian akibat penyakit teraebit.

Baru-baru ini, Obat steroid dexamethasone berpotensi menjadi kunci dalam membantu perawatan pasien Covid-19 dengan gejala parah.

Berdasarkan sebuah studi pendahulu (preliminary study) menemukan bahwa obat steroid dapat membantu menekan risiko kematian pada pasien Covid-19 dengan gejala parah yang dirawat dengan bantuan ventilator dan oksigen.

“Itu adalah hasil yang sangat signifikan secara statistik,” ujar salah seorang peneliti dari Oxford University, Martin Landray, mengutip CNN via cnnindonesia.com.

Regimen obat steroid dosis rendah yang diberikan selama 10 hari terbukti mengurangi risiko 1/3 atau sekitar 35 persen risiko kematian pada pasien dengan bantuan ventilator. Sementara pada pasien dengan bantuan oksigen, risiko kematian menurun hingga 1/5 atau sekitar 20 persen.

Di luar kedua kategori pasien di atas, peneliti tak melihat manfaat pemberian obat steroid pada pasien dengan gejala ringan atau sedang yang tak memerlukan oksigen atau pun ventilator.

“Pada pasien yang membutuhkan oksigen atau ventilator, obat ini bekerja. Sementara pada pasien yang tidak membutuhkan oksigen atau kondisi paru-parunya masih baik, obat tidak ada manfaatnya,” ujar Landray menjelaskan.

Penelitian dilakukan terhadap 2.100 pasien Covid-19 yang dirawat di sejumlah rumah sakit di Inggris secara acak. Peneliti fokus pada risiko kematian yang disebabkan oleh Covid-19.

Dalam uji coba, dexamethasone diberikan dengan dosis 6 miligram per hari. Obat diberikan selama 10 hari dalam bentuk injeksi atau oral. Peneliti tak melaporkan adanya efek samping serius yang dialami pasien.

Dexamethasone umumnya digunakan untuk mengobati beberapa jenis radang sendi, alergi parah, asma, dan beberapa jenis kanker. Umumnya, obat ini menimbulkan efek samping berupa sakit perut, sakit kepala, pusing, susah tidur, dan depresi.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengapresiasi hasil terobosan ilmiah terkait penggunaan obat steroid tersebut.

“Ini adalah kabar baik dan saya mengucapkan selamat kepada Pemerintah Inggris, Oxford University, dan banyak rumah sakit serta pasien di Inggris yang telah berkontribusi pada terobosan ilmiah yang telah menyelamatkan jiwa ini,” ujar Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengutip AFP via cnnindonesia.com.

Kendati demikian, perlu diingat bahwa terobosan tersebut baru merupakan hasil studi pendahuluan (preliminary study). Belum ada proses peer review atau penelaahan sejawat yang biasanya dilakukan sejumlah ilmuwan dalam menunjang validitas hasil studi.

spot_img
spot_img
spot_img

Headline

spot_img
spot_img