Home Nasional Pemerintah Target Penurunan Kasus Covid-19 Sebelum Pelaksanaan PON XX Papua

Pemerintah Target Penurunan Kasus Covid-19 Sebelum Pelaksanaan PON XX Papua

0
Pemerintah Target Penurunan Kasus Covid-19 Sebelum Pelaksanaan PON XX Papua
Foto: Dok. Kominfo

SULSELEKSPRES.COM – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memimpin sebagai Ketua Komite PC-PEN Ketua Rapat Koordinasi (Rakor) bersama Kepala Daerah, Ketua DPRP, Forkompimda, dan Kepala OPD Provinsi Papua.

Dalam rapat itu, Menko Airlangga menyampaikan hasil evaluasi pelaksanaan PPKM dan memberikan Arahan langkah-langkah perbaikan, serta mendengarkan aspirasi dan masukan dari para Kepala Daerah di wilayah paling timur Indonesia.

Menko Perekonomian mengingatkan kembali kepada Forkompimda Provinsi Papua (Pangdam, Kapolda, Kajati) untuk terus bekerja sama lebih erat lagi guna mendorong penurunan jumlah kasus aktif, apalagi penyelenggaraan PON XX sudah tinggal beberapa hari lagi. Pasalnya, walaupun terjadi perbaikan tingkat asesmen di Kab. Dogiyai dan Keerom, namun terjadi kenaikan level di Kab. Lanny Jaya (dari level 1 sampai 3).

“Sesuai Arahan Bapak Presiden, saya harus meng-update kondisi terakhir penanganan Covid-19 dan kesiapan PON di Papua, baik dari sisi dukungan Pemerintah Pusat, Provinsi, sampai ke Kabupaten/Kota, terutama 5 Kab/ Kota yang terkait langsung dengan penyelenggaraan PON, yaitu Kab. Jayapura, Kota Jayapura, Kab. Mimik, Kab. Merauke, dan Kab. Keerom sebagai penyangga. Saya titip ke jajaran Forkompimda, supaya tingkat kasus ini bisa diturunkan dalam 1-2 minggu ke depan,” jelas Menko Airlangga di Jayapura, Sabtu (04/09/2021).

Pada awal Rakor, dijelaskan tentang jumlah Kasus Aktif di Provinsi Papua (per 3 Sep 2021) yang masih mencapai 12,378 kasus, atau masih meningkat 6,80% dibandingkan per 9 Agustus lalu. Kondisi ini menjadikan provinsi ini memiliki jumlah kasus aktif terbesar kedua di bawah Provinsi Sumatera Utara sebanyak 19.422 kasus. Meski demikian, secara umum di tingkat nasional terjadi penurunan Kasus Aktif di daerah luar Jawa Bali, yaitu di wilayah Sumatera (-48,41%), Nusa Tenggara (-71,20%), Kalimantan (-60,25%), Maluku -Papua-Papua Barat (-29,26%).

Khusus Provinsi Papua, per 3 September 2021, jumlah kasus aktif dari tahun lalu adalah 32.568 kasus ( share nasional 0,79%), sedangkan kasus aktif dalam seminggu terakhir adalah 12.378 kasus (38%). Kalau untuk latar belakang dari awal pandemi sampai 3 September 2021, tingkat kematian 19.832 kasus (60,9%), dan tingkat kematian 358 kasus (1,10%).

Angka Positif yang masih cukup tinggi, terutama di Kab. Supiori (60,0%), Mamberamo Tengah (33,3%), sehingga jumlah pengujian masih harus ditingkatkan. Pengujian capaian yang cukup tinggi di hanya di Kab. Boven Digoel dan Kota Jayapura yang sudah lebih dari 80%.

Jika dilihat dari Zonasi Risiko, Provinsi Papua termasuk dalam Zonasi Risiko Sedang (Zona Oranye). Terdapat 15 Kab/Kota dengan Risiko Rendah (Zona Hijau), 14 Kab/Kota dengan Risiko Sedang (Zona Oranye). Sementara itu, BOR Provinsi Papua yaitu 36%, di atas BOR Nasional (22%). Sejumlah Kab/Kota BOR masih berada di atas 50%, terutama di Lanny Jaya dan Mappi (100%), Mimika, Tolikara, Boven Digul, Jayawijaya (>50%).

Untuk capaian vaksinasi, per 2 September 2021, penyuntikan Dosis-1 di Papua sebesar 18,03% (masih di bawah capaian nasional 31,32%).

“Untuk 5 Kab/Kota yang terkait penyelenggaraan PON, minimal sudah harus 70% Dosis-1 sebelum PON dimulai, dan Dosis-2 akan segera kita kejar. Arahan Bapak Presiden, penonton yang belum vaksin tidak boleh masuk mengikuti PON. Karena itu masyarakat harus siap untuk divaksin segera,” jelas Menko Airlangga.

Beranjak ke kondisi perekonomian Provinsi Papua, berdasarkan data BPS laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Papua pada Kuartal II-2021 yakni 13,14% (YoY). Sektor yang tumbuh positif dan cukup tinggi adalah sektor Pertambangan dan Penggalian (34,44%); disusul sektor Transportasi dan Pergudangan (14,82%); serta Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum (6,71%).

pertumbuhan yang cukup tinggi tersebut harus terus dijaga, karena itu Pemerintah Pusat menggencarkan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Provinsi Papua. Sejak Januari sd 2 September 2021, penyaluran KUR di provinsi ini telah mencapai Rp1,40 triliun, dan diberikan kepada 31.097 orang debitur.

Porsi selama jumlah KUR di Provinsi Papua 2021, jika dilihat per sektor, terbesar disalurkan untuk Sektor Perdagangan (52,14%), disusul Sektor Jasa-jasa (23,56%), dan Sektor Pertanian, Perburuan dan Kehutanan (16,78). %). “Tiga sektor ini harus terus dipercaya, penerima KUR-nya sudah jauh lebih tinggi dari yang lalu,” papar Menko Perekonomian.

Kemudian, jumlah belanja Realisasi diperuntukkan DAU / DBH (agregat se-provinsi) Papua sebesar 14,69%, dan untuk review Realisasi Anggaran Shifting Nakes sebesar 16,70% Serta Dukungan vaksinasi sebesar 8,62%. “Hal ini perlu menjadi perhatian masing-masing Pemda. Kami berharap dalam 4 bulan tersisa di tahun 2021 ini, anggaran dapat terserap lebih tinggi,” jelas Menko Airlangga.

Pada Rakor tersebut, Pangdam XVII Cendrawasih dan Ketua DPRP Papua, menambahkan perlunya penambahan jumlah PCR-Kit dan juga Mesin PCR, untuk mengantisipasi pelaksanaan PON yang memerlukan pengujian dan penyaringan dalam penerapan protokol kesehatan. Di sela-sela Rakor tersebut juga dilakukan untuk bantuan secara simbolis dari KPC-PEN kepada Pemerintah Provinsi Papua, berupa vitamin, obat-obatan dan masker.

Hadir secara fisik dalam Rakor tersebut yakni Menteri Perindustrian, Ketua Tim Pakar Satgas Penanganan Covid-19, Pimpinan Komisi IX DPR RI, Sesmenko Perekonomian, Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Kemenko Perekonomian, Ketua DPRD Papua, Kapolda Papua, Pangdam XVII Cendrawasih , Asisten II Bidang Perekonomian dan Kesra, Sekretaris Daerah Provinsi Papua dan Walikota Jayapura. Sedangkan para Bupati/ Wali Kota lainnya se-Provinsi Papua hadir secara virtual.