PAREPARE, SULSELEKSPRES.COM – Pemerhati Politik Parepare, Muhammad Ali mengatakan, telah diprediksi sebelumnya bahwa Taufan Pawe (TP) memilih pendamping dari kalangan politisi, yakni Pangerang Rahim (PR).
Dia menjelaskan, PR dipilih karena pengalamannya dalam dunia politik sudah tidak diragukan lagi. Apalagi, kata dia, PR telah menjabat sebagai Legislator baik Daerah maupun Provinsi, sudah cukup lama dan tidak terputus selama kurang lebih 30 tahun lamanya. Selain itu, katanya, PR merupakan kader yang sangat setia dengan Partai Golkar, dengan jabatan dan posisi apapun yang diberikan oleh partai.
“Saya kira sangat tepat TP memilih PR, mengingat Pilkada Parepare diprediksi Head to Head. Dengan dipilihnya PR, paling tdk dapat menambah kekuatan, karena PR punya massa ril yang dibuktikan dengan perolehan suaranya di Parepare pada Pileg 2014, di mana PR paling unggul di antaranya Caleg lainnya,” katanya, Sabtu (16/12/2017).
Dia menjelaskan, bicara keunggulan tidak bisa dipastikan karena kondisi politik Parepare enam bulan menjelang Pilkada, masih terus berfluktuatif. Karena, katanya, paket Faisal Andi Sapada (FAS) dan Asriady Samad (AS), juga memiliki kekuatan dan basis massa yang jelas.
“Hal itu tentunya akan menambah keseruan pertarungan antara TP dan FAS, yang hampir pasti berlangsung Head to Head,” ujarnya.
Dia mengungkapkan, kehadiran PR dalam menjaga elektabilitas TP, tergantung kerja-kerja politik para tim dan kandidat itu sendiri. Yang jelas, katanya, seorang incumbent telah memiliki modal elektabiktas sebesar 20%. Di satu sisi, jelasnya, perlu juga diketahui bahwa FAS adalah seorang pamong senior, dan juga masih menjabat sebagai Wakil Wali Kota. Menurutnya, keberhasilan TP pada Pilkada 2013 yang lalu, tidak terlepas dari sokongan suara FAS kurang lebih sebesar 17%.
“Dengan hadirnya PR, saya kira mampu meredam kegaduhan politik dalam partai pengusung. Sebab, beliau adalah sosok politisi senior yg dihormati, bertangan dingin, dan diterima disemua kalangan, serta beliau pribadi yg rendah hati,” terangnya.
Dia menambahkan, dipilihnya PR tidak terdapat unsur paksaan sama sekali. Karena, tambah dia, jika mengingat proses Pilkada 2013 yang lalu, TP menginginkan PR untuk menjadi pendampingnya, namun pada akhirnya pilihan tersebut jatuh pada sosok FAS.
“Yang jelas, dengan dipilihnya PR sebagai wakil pada Pilkada 2018 mendatang, tentu telah melalui pembicaraan dan pemikiran yang panjang, baik dengan Partai Golkar maupun dengan partai pengusungnya, dengan mempertimbangkan dampak yang ditimbulkan,” tandasnya.