MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Perusahaan Listrik Negara (PLN) Sulawesi Selatan Tenggara dan Barat (Sulselrabar) menjamin, tidak ada lagi blackout (pemadaman listrik) yang terjadi di Sulselrabar pada 2018 mendatang.
Menurut GM PLN Sulselrabar Bob Saril, jaminan tersebut lantaran PLN segera mengoperasikan PLTU Punagaya di Jeneponto, dengan kapasitas listrik 2 x 100 MW. Untuk tahap pertama, PLTU Punagaya mengoperasikan kapasitas 1x 100 MW pada 28 November ini, menyusul 1 x 100 MW pada Maret 2018 mendatang. Berarti, kata dia, ada kestabilan sistem, kalkulasi aliran daya, sistem transmisi, dan cadangan- cadangan pengamanan sudah siap berjalan dengan baik.
“Dengan beroperasinya PLTU ini, berarti ini merupakan pembangkit yang terbesar di Kawasan Timur Indonesia,” ujar Bob saat menggelar press gathering di Tanjung Bira Jumat (24/11/2017) malam.
Namun lanjut dia, jika terjadi pemadaman, berarti bukan berasal dari instalasi PLTU, melainkan kabel yang terputus, di jalan. Dia menyebutkan, langkah PLN dengan adanya pembangkit ini, sekaligus untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, dan mengundang investor untuk masuk.
“Jadi kami siapkan fasilitas dulu, baru orang masuk ke sini. Karena tidak mungkin orang masuk, sementara fasilitas belum ada. Ibaratnya membangun rumah. Pasti ketika rumah sudah jadi baru kita masuk, bukan membangun sambil berada di lokasi rumah yang belum jadi,” ujar Bob.
Lebih lanjut, dia menyebutkan, setiap jaringan membutuhkan pemeliharaan, sehingga dengan adanya PLTU Punagaya, listrik tidak perlu padam, karena sudah ada cadangan, bahkan kelebihan energi. Artinya, kata dia, daya listrik Sulselrabar mengalami Surplus 200 MW.
Dengan adanya kelebihan daya ini, Sulsel khususnya, kata Bob, memiliki potensi hasil pertanian yang cukup baik, sehingga pihaknya berharap akan ada pabrik khusus di Sulsel yang bisa mengolah dan memproduksi bahan jadi, bukan hanya sekedar setengah jadi.
“Kita punya Kakao, Rumput Laut dan berbagai macam. Listrik di Sulselrabar sudah cukup baik, dengan adanya pabrik dan kawasan Industri seperti di Bantaeng kami siap,” ujar Bob.
Untuk kawasan Industri di Bantaeng sendiri, PLN menyiapkan untuk tahap awal akan dioperasikan 40 MW, khusus untuk Pabrik Smelter, kapasitas yang tersedia mencapai 600 MW, dengan kemampuan 3 x 60 MW.