MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Realisasi investasi di Sulawesi Selatan mengalami peningkatan positif. Salah satu sektor penyumbang yang dianggap baik pada Triwulan 2 Tahun 2022 ini adalah perhotelan dan resto setelah sempat dihantam pandemi.
Menanggapi hal tersebut, Pengamat Ekonomi Unveristas Islam Negeri (UIN) Alauddin, Dr. Murtiadi Awaluddin mengatakan bahwa tiga kategori penyumbang investasi di Sulawesi Selatan sangat besar, yakni sektor pertambangan, industri logam serta perhotelan dan resto. Hal ini menurutnya sangat baik setelah adanya kelonggaran pasca pandemi.
“3 besar komponen ini sangat baik apalagi setelah keputusan pemerintah untuk memperlonggar mobilitas masyarakat pasca pandemi, tentunya akan memberikan ruang bagi pengusaha untuk meningkatkan investasinya,”ujarnya via telpon, Rabu (27/7/2022).
Disektor Perhotelan dan Resto, menurut Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar ini mengungkapkan bahwa peningkatan itu juga tak lepas dari usaha kuliner yang mulai ramai pascapandemi.
Karenanya, pemerintah diharapkan mampu terus mengendalikan pandemi dengan baik agar tak ada lagi pembatasan mobilitas masyarakat yang akan berimbas pada bisnis perhotelan dan restoran. “Sepanjang pergerakannya tidak dibatasi, pertumbuhan itu pasti akan naik. Seperti sekarang kegiatan konser mulai ada lagi, rumah makan mulai ramai”imbuh Murtiadi.
“Selain mereka yang berwisata, mereka yang bergerak karena bisnis pasti akan naik. Jadi kuncinya itu di pembatasan,” sambungnya.
Semua Sektor Investasi Diharapkan Meningkat
Secara terpisah, Pengamat Ekonomi Universitas Negeri Makassar (UNM), Prof. Dr. Anwar Ramli saat dihubungi berharap agar realisasi investasi di Sulsel utamanya di Kota Makassar bisa terus mengalami peningkatan pascapandemi.
“Alhamdulillah, ini merupakan hal yang baik. Seperti di Kota Makassar peningkatan investasi di bidang perhotelan sangat mendukung pariwisata kita, kita harap ini menjadi hal positif,”ujarnya.
Guru Besar Ekonomi UNM ini juga berharap agar semua sektor investasi di Sulsel khususnya di Kota Makassar bisa juga mengalami peningkatan yang positif setelah pandemi ini baerlalu.
“Kita harapkan sektor lainnya juga bisa meningkat seperti infrastruktur maupun dibidang investasi lain,”harapnya.
Realisasi Investasi di Sulsel Meningkat Hingga 110 Persen
Berdasarkan data yang dirilis Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPIM) realisasi investasi di Sulsel naik 2 kali lipat atau 110 persen.
“Itu dimasukkan ke dalam sistem yang verifikasi langsung adalah pusat, kemudian baru ke kami. Jika melihat ini, investasi di Sulsel tetap tumbuh di 2022 ini, kalau kita lihat termasuk yang baik di triwulan 2 ini adalah sektor perhotelan,” ungkap Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Sulsel, Sulkaf S Latief, pada Selasa (26/7/2022).
Sulkaf mengatakan bahwa peranan perusahaan sangat penting, karena data ini juga didukung dari kewajiban mereka melaporkan merealisasikan investasinya di Pemerintah Pusat.
“Itu dimasukkan ke dalam sistem yang verifikasi langsung adalah pusat, kemudian baru ke kami. Jika melihat ini, investasi di Sulsel tetap tumbuh di 2022 ini,”terangnya.
Ini berdasarkan catatan Triwulan 2 Tahun 2022 sebesar Rp 4,506 triliun dari realisasi investasi Triwulan 1 Tahun 2022 yang sebesar Rp2,1 triliun. Realisasi ini dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA), untuk PMDN Rp3,260 triliun atau naik 194 persen dan PMA Rp1,242 triliun atau naik 20 persen.
Adapun realisasi investasi Semester 1 Tahun 2022 sebesar Rp6,646 triliun atau 74 persen dari target RPJMD sebesar Rp9 triliun. Angka ini dari PMDN Rp4,370 triliun dan PMA Rp2,276 triliun.
Berdasarkan sektor, untuk pertambangan Rp1,391 triliun (21 persen); industri logam dasar Rp1,275 triliun (19 persen); hotel dan restoran Rp1,094 triliun (14 persen); perumahan, kawasan industri dan perkantoran Rp865 miliar (13 persen) dan konstruksi Rp465 miliar (7 persen). Sedangkan serapan tenaga kerja dengan total 4.626 orang.
Realisasi investasi 5 (lima) besar dari negara Kanada Rp1,234 triliun (54 persen), Tiongkok Rp621 miliar (27 persen) dan Malaysia Rp170 miiar (8 persen), Australia Rp114 miliar dan Singapura Rp58 miliar (3 persen).
Sedangkan 5 (lima) besar kabupaten/kota dengan investasi terbesar Kota Makassar Rp2,437 triliun (37 persen), Luwu Timur Rp1,422 triliun (21 persen) Luwu Rp776 miliar (12 persen), Bantaeng Rp620 miliar (9 persen) dan Maros Rp327 miliar (6 persen).