SULSELEKSPRES.COM – Politisi Partai Gelora, Fahri Hamzah nampak memaklumi keinginan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk turun gunung pada Pemilu 2024 mendatang.
Fahri mencontohkan mantan Presiden Amerika Serikat, Barack Hussein Obama yang juga turun gunung dalam pemilu terakhir di negaranya. Sikap SBY dan Obama ini dianggapnya serupa karena dipaksa oleh keadaan.
“Dalam pemilu terakhir, Obama dikritik karena turun gunung. Itu jarang sekali terjadi dalam Pemilu Amerika Serikat dan sepertinya Obama di paksa oleh ekstrimitas kaum republik dan Donald Trump.” tulis Fahri Hamzah melalui akun Twitternya, (19/9/2022).
Fahri kemudian berpesan untuk tidak ekstrem agar mantan tidak turun gunung. “Jangan ekstrem supaya para mantan jangan turun gunung.” tambahnya.
Dalam pemilu terakhir, Obama dikritik karena turun gunung. Itu jarang sekali terjadi dalam Pemilu Amerika Serikat dan sepertinya Obama di paksa oleh ekstrimitas kaum republik dan Donald Trump. Jangan ekstrem supaya para mantan jangan turun gunung.
— #AyoMoveOn2024 (@Fahrihamzah) September 19, 2022
Seperti banyak diberitakan, pernyataan SBY yang juga Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat tentang Pemilu 2024 ramai diperbincangkan. Dia mengaku akan turun gunung karena mencium aroma pemilu bakal digelar dengan tidak jujur dan adil.
SBY mengaku mempunyai informasi terkait dugaan rekayasa pemilu mendatang.
“Para kader, mengapa saya harus turun gunung menghadapi Pemilihan Umum 2024 mendatang? Saya mendengar, mengetahui, bahwa ada tanda-tanda Pemilu 2024 bisa tidak jujur dan tidak adil,” kata SBY saat berpidato di acara Rapat Pimpinan Nasional Partai Demokrat, Kamis (15/9/2022) lalu.
SBY mengatakan, informasi yang ia terima disebut kalau Pilpres 2024 akan diatur sehingga hanya diikuti oleh dua pasangan calon presiden dan wakil presiden. Ini sekaligus bakal membuat Demokrat tidak bisa mengajukan kandidat capres dan cawapresnya.
“Konon, akan diatur dalam Pemilihan Presiden nanti yang hanya diinginkan oleh mereka dua pasangan capres dan cawapres saja yang dikehendaki oleh mereka,” kata SBY.
“Informasinya, Demokrat sebagai oposisi jangan harap bisa mengajukan capres-cawapresnya sendiri, bersama koalisi tentunya. Jahat bukan? Menginjak-injak hak rakyat bukan” pungkasnya.