MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Salah satu penunjang kesuksesan pelaksanaan pemilihan umum adalah keterlibatan para pemilih muda. Sebab 30 persen dari jumlah DPT, khususnya kota Makassar, datang dari pemilih muda.
Tetapi pada kenyataannya keterlibatan pemilih muda dalam setiap momentum pemilihan umum masih sangat minim. Kondisi ini dipengaruhi oleh sikap apatis pemilih muda untuk terlibat langsung dalam pemilihan.
Sikap apatis ini disinyalir menjadi biang pokok merebaknya kaum buta politik, sebab tidak terlibat dalam proses politik tentu memberikan dampak langsung terhadap tingkat melek politik.
Berangkat dari kondisi tersebut, Komisi Pemilihan Umum (KPU) kota Makassar memberikan perhatian khusus kepada kaum milenial dalam menyongsong momentum Pilwali 2020
Hal ini disampaikan oleh komisioner KPU kota Makassar, Endang Sari, kepada reporter Sulselekspres.com saat ditemui di Red Corner Cafe and Resto, jalan Yusuf Daeng Ngawing, kota Makassar.
“Ketika berbicara tentang politik muda, ya kita pasti sangat konsen di situ. Apalagi kalau kita lihat jumlah DPT, kota Makassar khususnya, 30 persen itu pemilih muda,” buka Endang.
“Jadi usia 30 tahun kebawah itu menempati 30 persen jumlah DPT yang kita miliki. Maka perhatian kepada pemilih muda tentu lebih dibanding yang lain, meskipun kita tidak menafikan yang lainnya,” lanjut Endang.
BACA: KPU Laporkan Kesiapan Pilkada Serentak 12 Daerah ke Pemprov
Keputusan KPU memberikan perhatian lebih kepada kaum milenial tentu dibarengi dengan temuan-temuan yang mereka peroleh di lapangan.
“Perhatian lebih kita berikan kepada pemilih muda, karena berdasarkan kajian kami, hasil pemetaan di KPU Makassar menemukan bahwa tingkat apatisme yang tinggi terhadap politik justru terjadi pada pemilih muda,” beber Endang.
“Partisipasi pemilih muda memang masih menjadi PR, apalagi dengan jumlah pemilih mencapai total 30 persen total DPT yang kita miliki. Ini peluang yang sangat besar dan keterlibatan aktif itu yang sangat kita harapkan terjadi di pemilih muda,” lanjutnya.
Untuk mengantisipasi minimnya partisipasi pemilih muda di Pilwali Makassar 2020 ini, pihak KPU kota Makassar sudah menyiapkan berbagai langkah strategis.
Beberapa upaya pun dilakukan KPU, mulai dari sosialisasi di kampus-kampus, sekolah, dan juga tempat-tempat berkumpul kawula muda, seperti cafe dan sebagainya.
Langkah edukasi yang lebih ramah ini diharapkan mampu memberikan pemantik bagi kaum kuda untuk melek politik dan paham betul terkait keterlibatan mereka dalam pemilihan umum.
“Tentu saja yang pertama adalah upaya peningkatan partisipasi. Nah partisipasi itu bukan hanya menggunakan hak suara pada saat pemilihan, tetapi juga terlibat langsung dalam setiap proses tahapan yang sudah berjalan.”
“Kita berharap pada generasi muda, menjadi penyelenggara itu tidak lagi menjadi gawean orang tua. Jadi yang keren itu yang melek politik,” terang perempuan yang dikenal supel tersebut.
Lebih jauh Endang mengatakan, hasil dari berbagai upaya yang KPU lakukan sudah mulai terlihat. Hal ini ditandai dengan partisipasi kawula muda yang terlibat dalam proses dan tahapan pelaksanaan Pilwali.
“Nah Alhamdulillah ini sudah ada tren positif yang bisa kita lihat, karena komposisi penyelenggara adhoc kita, khususnya di Panitia Pemiliha Kecamatan (PPK), setengahnya anak muda.”
“Nah ini ingin kita perlebar lagi skopnya. Selain menjadi penyelenggara, ada banyak hal yang bisa teman-teman lakukan, misalnya mengawasi tahapan yang sedang berjalan, terlibat dalam pemantauan kerja-kerja sosial yang dilakukan oleh KPU nantinya, termasuk terlibat dalam agen kawan KPU Makassar.”
Tentunya kita harapkan teman-teman pemilih muda ini bisa menjadi yang terdepan untuk tidak menyebarkan hoax, anti terhadap politik uang, juga untuk mengedukasi sekelilingnya agar memilih pemimpin berdasarkan visi-misi, bukan hal yamg lain,” harap Endang.
