SULSELEKSPRES.COM – Peneliti Perhimpunan Demokrasi Indonesia, Rocky Gerung kembali mengungkit soal poster Calon Presiden nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi) yang disimbolkan dengam mahkota raja.
Poster ‘Raja Jokowi ini sempat viral dan menimbulkan polemik. Terlebih setelah pihak PDIP sempat menuding rival sebagai dalang dari beredarnya poster ini.
Rocky Gerung menganggap, metode kampanye ala raja ini digunakan untuk menggaet pemilih kalangan ningrat. Hal ini disampaikan Rocky dalam diskusi diacara CNN Indonesia bersama dengan Budiman Sudjatmiko.
Baca:Â Grace Natalie Dianggap Menistakan Agama, Pendukung Jokowi Ingatkan Kasus Rocky Gerung
“Karena semua segmen mau diambil. Milenial diambil lewat Game Of Thrones, dan kaum feodal diambil lewat mahkota,” kata Rocky.
Namun metode ini dianggap sebagai sesuatu ynag ngaco lantaran hanya menimbulkan bahan olok-olok.
Baca:Â Diserupakan Vicky Prasetyo dan Arya Wiguna, Begini Komentar Rocky Gerung
“Tapi ngaco karena raja itu masa ditempel diangkot. Masa raja naik angkot, kan jadi lucu kan, itu raja ngibul apa?,” sindirnya
Rocky kermbali melanjutkan argumentasinya dengan mengulang kata raja ngibul.
“Diposter pak jokowi ada disemua angkot di Jawa Tengah, Jawa Barat. Lalu orang bikin sinopsis dipikiran. Ini raja kok naik angkot, jadi kemewahan pencitraan itu justru berubah membelok,” kata dia.
Menurud dia, raja itu harusnya naik keteta kencana bukan naik angkot. “Kan mestinya raja itu naik kereta kencana toh, bukan naik angkot,” tambah Rocky.
Menanggapi hal itu, Budiman kemudian memotong pembicaraan Rocky. Dia menyebut kalau Rocky terlalu menyederhanakan.
“Ada foto raja hendrik VIII yang sangat di hormati di bis kota yingkat, biasa-biasa saja,” balas Budiman.
Tak ingin mengalah, Rocky kemudianenimpali kalau Raja Hendrik sejatinya memang raja sedangkan Jokowi bukan.
Baca:Â KPK Dikritik Amien Rais, Mahfud MD: Biar Kucing Mengeong, Tikus Tetap Ditangkap
“Tapi dia memang raja dikasih mahkota, Ini jokowi bukan raja. Jadi orang bilang raja naik angkot, raja ngibul yang naik angkot,”
“Jadi mame akhirnya karena ketololan cari konsep. Ketololan itu karena panik apa yang mau diraih,” pungkas Rocky.